Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia kembali merevisi prediksi pertumbuhan ekonomi 2016, untuk kedua kalinya dari sebelumnya pada kisaran 5,4-5,8 persen, lalu 5,3-5,7 persen, dan kemudian menjadi 5,2-5,6 persen.
"Kisaran 5,2-5,6 persen tersebut sedikit lebih rendah dibandingkan 5,4-5,8 persen. Hal ini sejalan dengan rendahnya volume perdagangan dunia dan rendahnya harga komoditas," kata Gubernur BI Agus Martowardojo dalam rapat pembahasan RAPBN 2016 dengan Komisi XI DPR RI di Jakarta, Selasa.
Kendati merevisi prediksi pertumbuhan ekonomi, Agus meyakini pertumbuhan ekonomi pada tahun depan memang relatif akan lebih baik dibandingkan tahun ini.
Bank Indonesia menilai, pemulihan ekonomi global akan dimotori oleh perkembangan ekonomi negara-negara maju. Ekonomi dunia sendiri diperkirakan tahun depan akan tumbuh 3,8 persen, lebih tinggi dibandingkan perkiraan 2014 yang akan mencapai 3,3 persen.
"Pertumbuhan ekonomi global diharapkan akan berdampak positif bagi perekonomian nasional," kata Agus.
Untuk 2015 sendiri, BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi akan berada di kisaran 4,7-5,1 persen, proyeksi yang juga direvisi dari sebelumnya 5-5,4 persen.
Setelah hanya tumbuh di bawah 5 persen pada dua triwulan pertama tahun ini, ekonomi diyakini bisa meningkat pada dua triwulan mendatang.
"Pertumbuhan ekonomi akan membaik pada kuartal III dan IV didukung dengan akselerasi belanja pemerintah dan realisasi infrastruktur yang semakin meningkat serta upaya khusus pemerintah untuk mempercepat realisasi belanja modal dengan Paket September," ujar Agus.
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015