"Keluarga korban harus tetap waspada terhadap pihak-pihak yang mengaku panitia dan menyampaikan informasi terkait dengan berita korban di Arab Saudi, kemudian meminta uang transfer atau apapun," kata Kepala Daerah Kerja (Daker) Mekkah Panitia Penyelenggara Ibadah Haji 1436H/2015, Arsyad Hidayat, di Mekkah, Arab Saudi, Selasa.
Ia mengatakan penanganan seluruh korban musibah crane tersebut seluruhnya ditanggung Pemerintah Arab Saudi baik korban luka-luka maupun meninggal. Dengan demikian bila ada permintaan transfer uang atau sejenisnya terkait dengan korban musibah crane, ia menyatakan hal itu tidak dibenarkan.
"Kami nyatakan itu sebuah penipuan," ujar Arsyad.
Oleh karena itu, ia meminta keluarga korban terutama yang berada di Tanah Air agar memantau dan memeriksa informasi nama-nama korban yang masih dirawat maupun sudah meninggal dari sumber resmi di Kementerian Agama.
"Atau silahkan menghubungi langsung hotline kami +966 543603154," ujar Arsyad.
Musibah crane roboh di Masjidil Haram, Mekkah, pada Jumat sore (11/9) tersebut, lanjut dia, telah menyebabkan lebih dari 107 jamaah dari berbagai negara meninggal dunia, sebelas diantaranya dari Indonesia.
Selain itu lebih dari 300 jamaah mengalami luka berat dan ringan, diantaranya 42 jamaah calon haji Indonesia.
"Saat ini ada 19 jamaah Indonesia yang masih dirawat di rumah sakit pemerintah Arab Saudi, dan 23 jamaah lainnya telah kembali ke kloter masing-masing," kata Arsyad.
Asuransi
Menanggapi pertanyaan mengenai asuransi untuk para korban, Arsyad mengatakan pemerintah melalui Kementerian Agama akan memberikan asuransi baik untuk korban meninggal maupun luka-luka.
Namun, ia belum bisa memastikan terkait dana bantuan berupa Diyat (pergantian uang darah) dari pemerintah Arab Saudi terhadap korban musibah crane tersebut. "Sejauh ini belum ada kontak dari pihak Arab Saudi terkait diyat tersebut," katanya.
Pewarta: Risbiani Fardaniah
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015