"Concern kita adalah bagaimana para dubes ini memberikan perhatian dan perlindungan bagi WNI kita yang ada di negara tempat para dubes ditempatkan," kata Nurhayati di Jakarta, Selasa.
Kendati mengakut tidak memasalahkan latar belakang calon duta besar, apakah diplomat non karier atau tidak, karena dia sadar penunjukan dubes adalah hak prerogeratif presiden, Nurhayati ingin pemerintah memprioritaskan diplomat karier untuk jabatan dubes.
"Mereka berkarir lama, mereka bercita-cita menjadi dubes. Lagipula negara telah mengeluarkan anggaran tinggi agar Kemlu mendidik mereka. Para calon dubes karir ini harus dipertimbangkan," kata Nurhayati.
Komisi I DPR RI menggelar uji kepatutan dan kelayakan 33 calon duta besar yang 14 orang di antaranya non karir.
Tapi dari jumlah itu baru sembilan calon dubes menjalani uji kepatutan dan kelayakan hari ini.
Kesembilannya adalah Diennaryati Tjokrosuprihatono untuk Equador, Eddy Basuki untuk Republik Namibia, Helmy Fauzy untuk Mesir, Husin Bagis untuk Uni Emirated Arab, Husnan Bey Fananie untuk Azerbaijan, I Gede Ngurah Swajaya untuk Singapura, I Gusti Agung Wesaka untuk Belanda dan Iwan Suyudhie Amri untuk Pakistan.
Pewarta: Zul Sikumbang
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015