"Sapi dengan bobot rata-rata 400 kilogram memiliki kecenderungan harganya akan menurun," kata Kepala Bidang Peternakan Dinas Pertanian (Distan) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sutarno di Yogyakarta, Senin.
Menurut dia, kecenderungan menurunnya harga sapi limosin dan simental serta hasil persilangan simpo (simental-PO) dan limpo (limosin-PO), disebabkan sedikitnya peminat sapi tersebut karena harganya yang tinggi mencapai Rp29-Rp30 juta. "Penurunan diperkirakan 10-16 persen," kata dia.
Dengan kecenderungan itu, rata-rata masyarakat lebih berminat membeli sapi dengan bobot 250 kg-300 kg jenis peranakan ongole (PO) yang biasa dikenal sebagai sapi Jawa atau sapi putih dengan kisaran harga Rp15 juta-Rp16 juta.
"Selain harganya yang lebih rendah, 'sahibul kurban' lebih mementingkan pada syarat sah hewan kurban terkait umur, sehat,dan tidak cacat," kata dia.
Kendati demikian, menurut Sutarno, Distan DIY tidak akan melakukan intervensi harga sapi menjelang hari raya Idul Adha. "Harga diserahkan pada mekanisme pasar," kata dia.
Menurut dia, populasi keseluruhan jenis sapi baik jantan maupun betina di DIY saat ini mencapai 322.750 ekor, meningkat dari 2014 yang tercatat 302.011 ekor.
Dengan persediaan itu, menurut dia, akan mencukupi kebutuhan sapi sebagai hewan kurban untuk Idul Adha di DIY yang diperkirakan bakal mencapai 25.000 ekor sapi.
"Dari keseluruhan populasi sapi yang paling dominan di DIY adalah sapi putih yang jumlahnya bisa mencapai 104.000 ekor," kata dia.
Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015