Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah fokus untuk mengembangkan 10 dari 222 lokasi pariwisata yang merupakan kawasan pengembangan pariwisata nasional (KPPN) guna menggenjot kunjungan wisatawan mancanegara yang ditargetkan mencapai 20 juta orang per tahun pada 2019.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli seusai rapat koordinasi pengembangan infrastruktur pariwisata di Jakarta, Senin, mengatakan 10 lokasi menjadi fokus utama lantaran dianggap paling potensial untuk meningkatkan jumlah turis.
"Kami putuskan akan fokus dulu di 10 lokasi wisata yang paling potensial untuk meningkatkan jumlah turis, biar ada momentumnya juga," katanya.
Lokasi pariwisata yang dimaksud yakni Danau Toba (Sumatera Utara), Kepulauan Seribu (DKI Jakarta), Bromo (Jawa Timur), Labuan Bajo (NTT), Mandalika (NTB), Morotai (Maluku), Yogyakarta, Wakatobi (Sulawesi Tenggara), Belitung (Bangka Belitung) dan Tanjung Lesung (Banten).
Untuk mengembangkan 10 lokasi pariwisata itu, lanjut Rizal, diperlukan anggaran tertentu dari Kementerian Perhubungan dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
"Anggaran untuk membangun bandara pelabuhan itu kan ada di Kementerian Perhubungan, juga anggaran lainnya dari Kementerian PUPR, maka perlu koordinasi," katanya.
Rizal mengungkapkan rapat yang digelarnya Senin (14/9) itu telah menyepakati rancangan anggaran pengembangan 10 lokasi pariwisata, kendati tidak merinci jumlahnya.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono mengatakan pengembangan pariwisata yang dilakukan pihaknya termasuk pembangunan jalan, kawasan serta penyediaan air minum.
"Kalau yang jalan sudah Rp426 miliar," katanya.
Sementara itu, Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan 10 lokasi pariwisata ditetapkan sesuai dengan skala prioritas pembangunan dari Kementerian Perhubungan dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
"Semua pasti kita bangun, tapi tetap harus mempergunakan prioritas dari sisi waktu. Untuk 2015 ini 10 yang pertama, berarti akan ada 10 yang kedua dan selanjutnya," ujarnya.
Pewarta: Ade Irma Junida
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2015