Solo (ANTARA News) - Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Pemkot Surakarta berencana mensterilkan kawasan tempat pembuangan akhir (TPA) Putri Cempo dari aktivitas pemulung, karena di tempat pembuangan sampah ini banyak benda-benda berbahaya.
"Pemulung nanti akan dilarang beraktivitas di TPA," kata Kepala DKP Pemkot Surakarta Hasta Gunawan kepada wartawan di Solo, Senin.
"Selama ini ditempat tersebut dipenuhi pemulung yang mengais sampah di lokasi tersebut, padahal lokasi ini, banyak benda berbahaya saat pemulung beraktivitas di sana," katanya.
Ia mengatakan dengan kebakaran di TPA beberapa waktu lalu menjadi evaluasi untuk penanganan TPA tersebut. Salah satunya, ke depan pemulung tidak boleh berada di zona aktif.
Ia mengatakan banyak benda tajam di kawasan TPA. Selain itu sampah TPA mengandung zat dan gas beracun. Sehingga sudah semestinya kawasan TPA harus steril dari pemulung.
Tapi, katanya, untuk merealisasikan wacana tersebut tidak mudah karena banyaknya pemulung yang beraktivitas di kawasan tersebut.
"Ya pemulung ini kan mencari rezeki dari sampah itu. Jadi memang tidak mudah, tapi mudah-mudahan bisa dilaksanakan," katanya.
Hasta akan mengupayakan untuk merealisasikan wacana sterilisasi TPA Putri Cempo dari pemulung. Menurutnya, langkah ini demi mencegah dampak negatif dari keberadaan tumpukan sampah di TPA tersebut.
Ia mengatakan, selain terancam benda tajam dan zat beracun, pemulung juga terancam keselamatannya dari longsoran sampah.
"Ya kami juga akan pasang papan larangan merokok di dalam lahan TPA. Karena ternyata ada kandungan gas metan di dalam sampah yang mudah terbakar," katanya.
Dikatakan kandungan gas metan sangat tinggi terutama saat musim kemarau dengan suhu panas yang tinggi. Untuk mengurangi suhu panas ini, akan melakukan penyemprotan lahan TPA secara rutin. Dengan demikian, sampah TPA tak mudah terbakar, dan saat ini, tengah mengupayakan untuk merelokasi 10 keluarga di sekitar TPA Putri Cempo.
"Kalau masyarakat tidak menginginkan relokasi maka Pemkot juga tidak akan melakukannya. Tapi kami akan upayakan untuk merelokasi," katanya.
Pewarta: Joko Widodo
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2015