Surabaya (ANTARA News) - Calon haji asal Buleleng, Bali, yakni Sanusi, beribadah haji ke Tanah Suci dalam usia 108 tahun, meski dalam KTP tercatat kelahiran pada 1 Juli 1920 (95 tahun).
"Saat mendaftar haji tahun 2013, surat keterangan saya berusia 93 tahun sesuai KTP. Seingat saya, usia saya sudah 106 tahun, atau sekarang 108 tahun," katanya di Asrama Haji Embarkasi Surabaya, Minggu.
Didampingi cucunya, Zahruddin, yang menunaikan ibadah haji bersamanya, calhaj yang terlihat sehat itu mengaku dirinya dipanggil menunaikan ibadah haji tahun 2014.
"Tapi, saat itu, saya sakit karena tua dan dokter melarang saya berangkat, maka saya tertunda setahun dan tahun ini bisa berangkat bersama cucu saya," kata Calhaj Kloter 57 itu.
Ditanya kesehatannya terkait ibadah haji yang merupakan ibadah yang membutuhkan kekuatan secara fisik, ia menyatakan dirinya akan menunaikan aktivitas yang fardu (wajib) saja.
"Saya ambil ibadah yang fardu saja, tapi kalau tidak mampu juga akan dibantu cucu dengan kursi roda," kata Sanusi yang mengaku turut berjuang dalam perang kemerdekaan itu.
Mengenai resep kesehatannya, ia mengatakan dirinya tidak mempunyai resep khusus, melainkan dirinya setiap bangun tidur selalu minum air putih dari air tanah (sumur).
"Tidak ada resep khusus, tapi kalau dianggap resep, saya selalu minum air putih pada setiap bangun tidur. Air putih itu dari sumur, bukan air plastik (maksudnya air kemasan)," katanya.
Namun, air putih itu tidak langsung diminum begitu saja, melainkan dirinya selalu membaca shalawat nabi terlebih dulu, lalu minum.
Secara terpisah, Ketua Kloter 57 A. Niryanta mengaku pihaknya siap membantu Sanusi. "Saya dan tim sudah siap, kalau memang perlu didampingi dengan kursi roda pun akan dibantu," katanya.
Calhaj asal Bali berangkat ke Tanah Suci lewat Embarkasi Surabaya dengan dua kloter yakn Kloter 57 yang berisi penuh atau seluruhnya dari Bali, lalu Kloter 58 yang merupakan kloter gabungan dari Bali (67 orang), Kota Kediri (268 orang), Nganjuk (93 orang), dan Surabaya (17 orang).
Pewarta: Edy M Ya`kub
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015