Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Luar Negeri merilis 33 warga negara Indonesia menjadi korban dalam insiden badai pasir dan angin kencang hingga menyebabkan alat berat berupa crane ambruk menimpa jamaah calon haji di Masjidil Haram.
Direktur Perlindungan WNI Kemlu Lalu Muhammad Iqbal mengatakan hingga Sabtu dini hari pukul 01.00 waktu setempat diketahui 31 WNI mengalami luka dan dua lainnya meninggal dunia.
"Korban meninggal tersebar di dua lokasi, yaitu Sektor 4 dengan korban meninggal dunia atas nama Masnauli Sijuadil Hasibuan (59) Kloter MES serta di RS Ajyad atas nama Iti Rasti binti Darmini (57) Kloter JKS," kata di Jakarta, Sabtu.
Sesaat setelah peristiwa jatuhnya crane di kawasan Masjidil Haram tersebut, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Menteri Agama Lukman Hakim Syaifuddin langsung memerintahkan tim dari Konsulat Jenderal RI di Jeddah dan Atase Haji untuk menuju lokasi kejadian.
Tim dari KJRI dan Atase haji terus melakukan penyisiran untuk mencari kemungkinan masih ada WNI yang turut menjadi korban dalam musibah tersebut.
"Konjen RI bersama Staf Teknis Haji di Jeddah saat ini sedang melakukan koordinasi dengan otoritas setempat untuk memastikan bahwa WNI yang menjadi korban memperoleh penanganan terbaik," lanjut Lalu.
Jumat sore (11/9), sekira pukul 17.30 waktu setempat, badai pasir dan angin kencang yang melanda Mekkah menyebabkan sebuah crane patah dan jatuh meruntuhkan bangunan Masjidil Haram.
Alat berat tersebut digunakan untuk merenovasi bangunan Masjidil Haram supaya dapat menampung lebih banyak jamaah calon haji yang berkunjung ke Makkah.
Sementara itu, Presiden Joko Widodo yang sedang berada Arab Saudi langsung memerintahkan Menag dan memberikan bantuan optimal bagi korban asal Indonesia.
"Saya sudah meminta Amirul Haj (Menteri Agama RI-red) dan KJRI di Jeddah untuk beri bantuan seoptimal mungkin (bagi para korban-red)," kata Presiden dalam keterangan pers di Istana Raja Faisal, Jeddah, Jumat malam waktu setempat atau Sabtu dini hari waktu Jakarta.
Kunjungan kenegaraan Presiden Jokowi ke Arab Saudi merupakan pemenuhan atas undangan Raja Salman bin Abdulaziz.
"Pada saat itu saya memperoleh informasi adanya musibah badai angin kencang dan hujan di Makkah, termasuk di Masjidil Haram dan pemodokan haji pada pukul 17.30 WIB," kata Presiden.
Presiden sedianya ingin menengok langsung para korban asal Indonesia yang dirawat di Mekkah, namun hal itu urung dilakukan mengingat protokoler pengamanan tamu negara di Arab Saudi.
Pewarta: Fransiska Ninditya
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2015