Jakarta (ANTARA News) - Komisi VIII menyampaikan ucapan bela sungkawa atas musibah yang menimpa sebagian jemaah haji Indonesia di Masjidil Haram, Arab Saudi, akibat kecelakaan yang diakibatkan badai gurun.
"Sejak mengetahui musibah ini, kami langsung melakukan koordinasi dengan kawan-kawan yang berada di Makkah. Begitu juga dengan pejabat dan beberapa petugas haji Kementerian Agama yang berada di sana. Ini betul-betul musibah yang sangat tidak terduga," kata Ketua Komisi VIII DPR RI Saleh Partaonan Daulay lewat keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Sabtu.
Menurut dia, insiden itu merupakan sesuatu yang berada di luar perkiraan. Apalagi, badai itu datang begitu cepat dan tidak diperkirakan sebelumnya.
Saleh mengatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan pejabat Kemenag dan tim pengawas DPR RI yang ada di Saudi.
Pertama, kata dia, para petugas haji dan kesehatan diminta untuk segera memberikan bantuan medis kepada para jamaah haji yang menderita luka-luka dan segera merujuknya ke sejumlah rumah sakit yang mudah dijangkau.
Kedua, lanjut dia, para korban yang meninggal dunia segera diidentifikasi dan didata secara baik. Semestinya, proses identifikasi ini akan mudah dilakukan mengingat seluruh jamaah haji Indonesia memiliki gelang dan pertanda khusus.
Selanjutnya ketiga, setelah data-data resmi dan akurat diperoleh, Kementerian Agama diminta untuk segera menghubungi dan memberitahu keluarga korban di Tanah Air.
Selain korban yang meninggal dunia, kata dia, keluarga korban yang menderita luka-luka pun perlu diberitahu.
Hal ini sangat penting, lanjut dia, agar keluarga yang ada di Indonesia mengetahui kondisi korban yang sedang dirawat di sana.
Kemudian keempat, Kementerian Agama diminta agar segera berkordinasi dengan otoritas haji di Saudi terkait langkah-langkah antisipatif yang perlu dilakukan untuk menghindari musibah serupa terjadi lagi di musim haji tahun ini.
Salah satu yang dilakukan, kata Saleh, dengan menyebarkan informasi prakiraan cuaca sehingga menjadi rujukan jamaah Indonesia dalam mengantisipasi berbagai perubahan cuaca yang mungkin bisa membahayakan.
Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2015