Sanaa (ANTARA News) - Ratusan pemberontak yang berdemonstrasi di Sana'a pada Jumat (11/9) memprotes kebijakan pemerintah Arab Saudi, yang menurut mereka menolak warga Yaman masuk ke negaranya untuk menunaikan ibadah haji tahun ini.
Para demonstran mengenakan kain ihram putih, seperti yang dikenakan jemaah haji, dan mengacungkan senapan serbu. Mereka berteriak "Tidak untuk mempolitisasi haji".
"Haji berikutnya akan dengan senjata!" teriak pemrotes tersebut.
Ratusan ribu orang dari seluruh dunia berkumpul di Kota Suci Makkah, Arab Saudi, untuk menunaikan ibadah haji akhir bulan ini.
Kerajaan Arab Saudi memimpin koalisi yang mendukung pemerintah pengasingan Yaman melawan pemberontak di negara tetangganya di sebelah selatan yang miskin.
Talal Makki, seorang manajer biro di Sana'a yang memfasilitasi perjalanan haji ke Arab Saudi, mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa Kerajaan sejauh ini menolak jemaah haji dari Yaman masuk ke sana karena masalah keamanan.
"Dan kami sedang menunggu keputusan Kerajaan untuk memungkinkan mereka masuk," katanya.
Makki mengatakan bironya telah menerima permohonan dari 20 ribu orang yang ingin melaksanakan ibadah haji, yang diwajibkan setidaknya sekali seumur hidup bagi umat Islam yang mampu.
Saat ibadah Jumat di Sana'a yang dikuasai pemberontak, para ulama mengecam Arab Saudi "menggunakan haji...untuk memperoleh keuntungan politik... yang bertentangan dengan semua ajaran Islam".
Pemberontak Syiah, yang bersekutu dengan pasukan yang setia kepada mantan presiden Ali Abdullah Saleh, merebut Ibu Kota tahun lalu, sebelum menekan ke wilayah selatan dan mengirim pemerintah ke pengasingan.
Hal itu mendorong Arab Saudi untuk meluncurkan koalisi Arab yang berjuang untuk mendapatkan kembali wilayah yang telah direbut. (Uu.B020)
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2015