"Charen dan Taufan memperoleh poin tertinggi dan unggul dalam rangkaian tes yang diberikan, yaitu penulisan esai dalam tiga bahasa, wawancara serta tes Uji Kompetensi Bahasa Indonesia (UKBI)," kata juri Duta Bahasa Pelajar Jabar 2015 Widyastuti di Bandung, Jumat.
Ia mengatakan ketiga bahasa yang kategorikan dalam penjurian adalah Bahasa Indonesia, satu bahasa asing dan satu bahasa daerah yang paling dikuasai.
"Untuk bahasa daerah di antaranya ada yang menggunakan Bahasa Sunda, Bahasa Melayu-Betawi dan Bahasa Cirebonan," kata dia yang juga merupakan Duta Bahasa Jawa Barat Berprestasi 2013.
Sebagai duta terpilih, Caren, pelajar SMA Negeri 4 Bandung dan Taufan dari SMK Negeri 7 Bandung mengatakan akan mempopulerkan kembali Bahasa Indonesia yang mereka nilai mulai kurang diminati oleh generasi muda saat ini.
"Anak muda sekarang mudah sekali terpengaruh dan ikut-ikutan dalam hal penggunaan bahasa asing di media sosial, saya akan berupaya menjadi pionir pengguna kosa kata-kosa kata Bahasa Indonesia yang kurang populer agar teman-teman juga mengikuti meski awalnya mungkin dicemooh," kata Charen.
Ia menyatakan salah satu hal yang memprihatinkan dari generasi muda saat ini, khususnya di Jawa Barat dalam penggunaan Bahasa Indonesia adalah mulai lunturnya minat untuk mempelajari bahasa persatuan tersebut dengan sungguh-sungguh.
"Banyak yang terkesan menyepelekan Bahasa Indonesia, begitu juga bahasa-bahasa daerah mereka, seperti misalnya malas untuk belajar bahasa (Indonesia dan daerah) ketika ujian karena dianggap mudah, padahal tidak seperti itu," kata dia.
Sementara itu, Tufana mengaku semakin mencintai Bahasa Indonesia setelah mengikuti dan memenangi ajang pemilihan ini.
"Saya jadi semakin mencintai dan menghargai Bahasa Indonesia, terutama karena masa karantina dua hari kemarin sangat banyak memberi pengetahuan dan hal-hal baru," kata siswa yang akrab disapa Tuf itu.
Ketua Panitia Penyelenggara Duta Bahasa Jawa Barat 2015 sekaligus peneliti madya Balai Bahasa Jawa Barat, Syariah mengatakan, tanggung jawab utama Duta Bahasa Pelajar adalah mempopulerkan penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar di kalangan pemuda.
"Kami sebagai teknisi Balai Bahasa tidak bisa langsung berinteraksi dengan para generasi muda, yang kami lakukan biasanya adalah penyuluhan bagi para guru. Untuk itu, peran mereka adalah untuk menyebarluaskan ilmu yang telah mereka peroleh tentang bahasa ke lingkungan sebaya serta keluarga mereka," kata dia.
Menurutnya, generasi muda memiliki peran yang sangat penting terkait keberlangsungan eksistensi sebuah bahasa pada kehidupan bermasyarakat.
"Melalui ajang ini kami ingin memberikan kesadaran pada generasi muda terutama pelajar bahwa alat pemersatu yang dimiliki bangsa adalah bahasa, sehingga konsep ini masih bisa diinternalisasi sejak awal," kata Syariah menambahkan.
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2015