"Denpasar saat ini menghadapi permasalahan semakin sulit, khususnya dalam pengaturan lalu lintas yang disebabkan karena peningkatan kendaraan bermotor, disamping tak sebanding kondisi perluasan jalan raya," katanya saat membuka pembinaan dan pemilihan pelajar pelopor keselamatan lalu lintas dan angkutan umum di Denpasar, Jumat.
Ia mengatakan selain karena peningkatan kepemilikan kendaraan bermotor, juga kurangnya tingkat disiplin pengguna jalan, baik roda dua maupun roda empat termasuk pelajar yang sering berperilaku ugal-ugalan tanpa memperhatikan rambu-rambu lalu lintas dan marka jalan sehingga menimbulkan kemacetan.
Agung Geriya lebih lanjut mengatakan untuk mengatasi permasalahan tersebut berbagai langkah telah dilakukan Pemerintah Kota Denpasar melalui Dinas Perhubungan dengan menata manajemen lalu lintas.
Bahkan membangun taman lalu lintas untuk memberikan pembinaan pada masyarakat termasuk memberikan edukasi sejak dini.
"Termasuk juga membuat lajur khusus roda dua dan membuat zona selamat sekolah di beberapa sekolah serta penataan parkir lalu lintas," ujarnya.
Untuk memantau pergerakan lalu lilintas Pemerintah Kota Denpasar telah memasang sistem alat kontrol lalu lintas (ATCS) di 24 titik termasuk menyediakan angkutan pengumpan secara gratis.
Ia berharap dengan adanya pembinaan dan pemilihan pelajar pelopor untuk keselamatan berlalu lintas dan angkutan jalan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat terutama pelajar dalam berlalu lintas.
Sementara Kepala Dinas Perhubungan Kota Denpasar Gde Astika menambahkan dari jumlah kasus kecelakaan selama ini, di antaranya 70 persen terjadi pada pelajar.
Ia mengatakan salah satu langkah yang diambil dengan melakukan pembinaan dan pemilihan pelajar pelopor untuk keselamatan berlalu lintas dan angkutan umum.
"Dengan adanya pemilihan pelajar pelopor semacam ini dapat memotivasi pelajar yang lain untuk lebih peduli terhadap keselamatan berlalu lintas," ujarnya.
Melalui kegiatan ini Astika, berharap dapat mendorong penurunan pelanggaran lalu lintas terutama menurunkan kecelakaan berlalu lintas yang disebabkan faktor pengendara.
Kegiatan ini juga untuk mewujudkan peran serta masyarakat dalam memberikan penilaian terhadap perilaku pelajar dalam disiplin berlalu lintas.
Astika menjelaskan untuk pembinaan dan pemilihan pelajar pelopor diikuti perwakilan pelajar SMA/SMK se-Kota Denpasar yang berjumlah 60 orang. Dalam pemilihan tersebut para pelajar mempresentasikan tentang ide mewujudkan keselamatan berlalu lintas.
Kegiatan ini melibatkan unsur kepolisian, Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Perlindungan Masyarakat Kota Denpasar, Unsur PT Jasa Raharja dan Dinas Perhubungan Kota Denpasar.
Pewarta: I Komang Suparta
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015