Akan ada lagi penerbangan sekitar pukul 11.00 WIB nanti

Pekanbaru (ANTARA News) - Kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan membuat jarak pandang di Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru, Provinsi Riau berkisar 600 meter.

"Tadi pagi pukul 06.00 WIB jarak pandang sempat 400 meter. Namun satu jam kemudian jarak pandang membaik menjadi 600 meter walau sempat kembali memburuk," kata Kepala Divisi Pelayanan dan Operasi Bandara SSK II Pekanbaru Hasturman kepada Antara di Pekanbaru, Jumat.

Ia mengatakan pada pukul 08.00 WIB dua maskapai yang menginap yakni Garuda Indonesia dan Lion Air tujuan Jakarta telah melakukan take off.

Sementara itu hingga saat tidak ada lagi aktivitas penerbangan karena menurutnya sejak Bandara SSK II Pekanbaru terganggu pada 2 September lalu seluruh maskapai melakukan pemindahan jadwal (reschedule) ke siang. "Akan ada lagi penerbangan sekitar pukul 11.00 WIB nanti," ujarnya.

Ia menjelaskan kondisi Bandara SSK II saat ini berangin kencang sehingga ia optimis jika jarak pandang di run way akan segera membaik.

Sementara itu sejumlah calon penumpang mulai berdatangan ke Bandara dan memenuhi ruang keberangkatan.

Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika Stasiun Pekanbaru menyatakan sejumlah daerah di Riau masih diselimuti kabut asap pekat. Selain Pekanbaru dengan jarak pandang berkisar 600 meter, di Kota Rengat Kabupaten Indragiri Hulu jarak pandang berkisar 200 meter.

Berikutnya jarak pandang di Pelalawan juga terpantau hanya 200 meter dan di Dumai jarak pandang terus membaik menjadi 1 kilometer.

Sementara itu, BMKG Stasiun Pekanbaru menyatakan dari pencitraan satelit Terra dan Aqua pada Jumat pukul 05.00 WIB terdapat 11 titik panas yang tersebar merata di Indragiri Hilir, Pelalawan dan Indragiri Hulu.

"Dari 11 titik panas, sembilan di antaranya dipastikan titik api yakni di Indragiri Hulu lima titik api, sementara dua titik api terdeteksi di Pelalawan dan Indragiri Hilir," kata Kepala BMKG Pekanbaru, Sugarin.

Pewarta: Fazar Muhardi & Anggi Romadhoni
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2015