"CSOL sudah berinvestasi dan memiliki anak perusahaan PT CSOL Indonesia," ungkap Wakil Presiden CSOL Zi Shilong, seperti disampaikan Direktur Pengendalian Keuangan SKK Migas Parulian Sihotang, menjawab Antara di Beijing, Jumat.
SKK Migas yang dipimpin Parulian mengadakan pertemuan dengan jajaran tinggi direksi CSOL serta meninjau langsung pusat riset dan pengembangan perusahaan tersebut.
Zi Shilong menyatakan komitmennya untuk meningkatkan investasinya di Indonesia di waktu mendatang.
Menanggapi itu Direktur Pengendalian Keuangan SKK Migas Parulian Sihotang meminta agar CSOL dapat berinvestasi dengan membangun pabrik barang-barang keperluan hulu migas.
"Tak hanya itu, kami juga meminta agar CSOL mau melakukan pelatihan kepada para pekerja Indonesia, dalam kerangka alih pengetahuan. Dan mereka sepakat untuk itu," ungkapnya, menambahkan.
Sebelumnya, dalam pertemuan dengan 28 pelaku industri migas Tiongkok, sebagian besar menyatakan minatnya untuk berinvestasi di Indonesia.
"Ini tentu sangat positif. Kami juga menyampaikan bahwa Indonesia juga telah memiliki paradigma baru bahwa untuk migas diarahkan untuk kegiatan lepas pantai (offshore) dan lebih difokuskan pada eksplorasi di wilayah Timur Indonesia," tuturnya.
Parulian menambahkan pihaknya akan segera berkoordinasi dengan BKPM terkait minat penanam modal Tiongkok di sektor migas tersebut.
Sejumlah perusahaan Tiongkok selama ini telah melakukan investasi sektor migas di beberapa wilayah di Indonesia antara lain pengembangan dan eksplorasi ladang gas alam cair di Tangguh, Papua yang dikelola oleh CNOOC.
Sementara PetroChina telah berinvestasi dan mengembangkan ladang minyak di Jabung dan Bangko (Jambi), Salawati (Papua) dan Tuban (Jawa Timur).
Sedangkan Sinopec terkenal dengan kiprah investasinya di bidang energi terbarukan dan infrastruktur kilang pengolahan minyak. Untuk energi terbarukan Sinopec membangun pabrik pohon jarak dan kelapa sawit di Papua serta Kalimantan Timur.
Pewarta: Rini Utami
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2015