New York (ANTARA News) - Nilai tukar dolar diperdagangkan sedikit lebih rendah terhadap sebagian besar mata uang utama pada Kamis (Jumat pagi WIB) di New York, karena data inflasi AS yang lemah sehingga mengurangi dampak ekspektasi kenaikan suku bunga Federal Reserve minggu depan.
Menurut AFP, harga impor AS turun 1,8 persen pada Agustus, penurunan tertajam sejak Januari, sebut Departemen Tenaga Kerja dalam sebuah laporan. Hal ini mengurangi dampak perkiraan The Fed akan menaikkan suku bunga pertemuan kebijakan mendatang, kata analis.
"Ekonomi AS menunjukkan pelemahan atau titik rawan di bawah angka standar inflasi, berita itu membebani dolar dan memperlemah harapan The Fed akan menaikkan sukunya pada minggu depan," kata Joe Manimbo dari Western Union Business Solutions.
Manimbo mengatakan bahwa semua mata akan mengamati data inflasi grosir dan sentimen konsumen AS pada Jumat. "Kabar lesu bisa membuat dolar melemah menjelang pertemuan Fed penting minggu depan," tambahnya.
Namun terhadap Yen, dolar memperpanjang kenaikan nilia kurs pada Kamis, yakni naik menjadi 120,63 yen pada sekitar 21.00 GMT dari sebelumnya 120,54 pada waktu yang sama hari sebelumnya.
Mata uang lainnya, pound Inggris, sementara itu, menguat terhadap dolar dan euro setelah bank sentral Inggris, Bank of England, mempertahankan kebijakan moneternya tak berubah seperti yang diharapkan, menjaga suku bunga pada rekor rendah 0,5 persen.
Berikut perkembangan kurs valuta utama pada pukul 21.00 GMT
Kamis terhadap Rabu
EUR/USD 1,1275 - 1,1205
EUR/JPY 136,01 - 135,05
EUR/CHF 1,0974 - 1,0935
EUR/GBP 0,7300 - 0,7292
USD/JPY 120,63 - 120,54
USD/CHF 0,9733 - 0,9758
GBP/USD 1,5445 - 1,5367
(A026)
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2015