Sampit, Kalteng (ANTARA News) - Maskapai di Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, rugi ratusan juta rupiah karena kehilangan potensi pendapatan setelah batalnya sejumlah jadwal penerbangan akibat asap.
"Kemarin (Rabu) tiga jadwal pemerbangan yang dibatalkan, hari ini satu yang berhasil berangkat yaitu rute Sampit tujuan Jakarta, sedangkan penerbangan tujuan Banjarmasin, Pangkalan Bun, Semarang dan Surabaya terpaksa dibatalkan," kata Branch Manager Kalstar Aviation Sampit, Novallino di Sampit, Kamis.
Kalstar Aviation merupakan satu-satunya maskapai yang beroperasi di Bandara Haji Asan Sampit. Akibat pembatalan sejumlah penerbangan dalam dua hari terakhir, maskapai ini merugi akibat kehilangan potensi pendapatan diperkirakan mencapai Rp 400 juta.
Pembatalan keberangkatan pesawat dilakukan dengan alasan keamanan karena asap sangat pekat. Dua hari terakhir, jarak pandang umumnya kurang dari 1000 meter akibat tertutup asap sehingga sangat rawan bagi penerbangan.
Kawasan Bandara Haji Asan Sampit merupakan salah satu lokasi cukup parah disaput kabut asap akibat kebakaran lahan. Asap tersebut berasal dari kebakaran lahan di sekitar bandara, tidak terkecuali di kiri dan kanan Jalan Tjilik Riwut yang menghubungkan Sampit-Kotabesi karena jaraknya cukup dekat dengan bandara.
Kabut asap cukup parah biasanya terjadi saat pagi hari. Jarak pandang di darat mulai terbatas akibat tertutup asap. Kabut asap mulai berkurang pada siang hari jika ada tiupan angin cukup kencang yang mampu konsentrasi dan kepekatan asap.
Tingginya kebakaran lahan di Sampit juga terpantau dari tingginya jumlah titik panas atau hot spot. Jumlah titik panas di Kotim pada Rabu (9/9) sangat tinggi yaitu 204 titik, sedangkan pada Kamis (10/9) hari ini berkurang menjadi hanya 46 titik.
Kebakaran lahan masih marak terjadi sehingga membuat petugas cukup kewalahan. Bekas kebakaran banyak terlihat, seperti di sisi jalan ruas Sampit-Kotabesi, Jalan Jenderal Sudirman serta jalan lingkar Utara dan Selatan.
Pewarta: Norjani
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015