Makkah (ANTARA News) - Badai pasir yang melanda sebagian kota di Arab Saudi pada Selasa sore (8/9) merupakan fenomena biasa.
"Ini bukan pertama kali (badai pasir). Ini Fenomena alam biasa yang acapkali terjadi jelang musim semi," kata Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama (Kemenag) Abdul Djamil, di Makkah, Arab Saudi, Kamis.
Ia mengatakan badai pasir yang sama juga melanda sejumlah negara lainnya di Timur Tengah seperti Cyprus, Lebanon, dan Uni Emirat Arab.
Badai tersebut, diakuinya menyebabkan dua penerbangan jamaah Indonesia, yang seharusnya mendarat di Jeddah, pada hari Selasa sore tersebut, dialihkan ke Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA) Madinnah. Dua penerbangan itu adalah dari embarkasi Jakarta-Pondok Gede (JKG) dan Surabaya (SUB).
"Mereka menunggu dua jam di Madinah baru diterbangkan kembali ke Jeddah," ujar Abdul Djamil. Ia mengaku mendapat informasi dari pemerintah Arab Saudi bahwa badai pasir tersebut tidak menimbulkan kerugian yang berarti. "Hanya Mobil agak kotor karena debu," ujarnya.
Sementara di Makkah, tidak terjadi dampak yang signifikan akibat badai pasir tersebut. Hanya angin kencang melanda di Tanah Suci tesebut.
"Sebagai antisipasi, kami mengimbau jamaah dari awal juga untuk memakai masker, karena dampak pasir atau debu yang beterbangan adalah infeksi pernafasan (ispa)," katanya.
Pewarta: Risbiani Fardaniah
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015