Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia sedang bernegoisasi dengan pemerintah Jepang agar bersedia membuka peluang kerja bagi para lulusan pogram pemagangan di Jepang, untuk memenuhi kebutuhan pekerja asing di Negeri Sakura dalam persiapan penyelenggaraan Olimpiade Musim Panas tahun 2020.
Selain itu, Pemerintah Indonesia pun meminta tambahan kuota peserta program pemagangan di Jepang yang selama ini telah berjalan dengan baik. Adanya tambahan kuota pemagagan ini diharapkan dapat dimanfaatkan secara optimal untuk meningkatkan kualitas dan kompetensi kerja peserta magang Indonesia di Jepang.
Hal tersebut terungkap dalam pertemuan bilateral tingkat menteri antara Menteri Ketenagakerjaan M Hanif Dhakiri dengan Menteri Kesehatan, Perburuhan dan Kesejahteraan (Minister of Health, Labour and Welfare) Jepang Mr. Yasuhisa Shiozaki di Tokyo, Jepang yang berlangsung pada Senin petang (7/9) waktu setempat.
"Dalam pertemuan bilateral tersebut Kita berupaya melobi pemerintah Jepang mengenai kemungkinan adanya kesempatan dan peluang kerja bagi para lulusan peserta magang agar bisa bekerja di sektor konstruksi dan industri pariwisata menjelang Olimpiade Musim panas di Jepang tahun 2020," kata Menaker Hanif di kantor Kemnaker di Jakarta pada Kamis (10/9).
Menaker Hanif mengatakan peluang kerja di sektor konstruksi dan industri pariwisata yang dirundingkan antar kedua Negara itu berdasarkan pada skema kerjasama Indonesia –Jepang ( Indonesia Jepang Economic Partnership Agreement /IJEPA) yang telah berlangsung dengan baik.
"Sebelumnya dalam skema IJEPA ini kedua negara telah bekerja sama dalam penempatan TKI perawat (nurse) dan perawat jompo (caregiver). Kedepannya kita minta agar terbuka adanya peluang kerja di sektor konstruksi dan industri pariwisata di Jepang. Kita harus dapat memanfaatkan celah kebutuhan pekerja asing di Jepang yang terus tumbuh dan berkembang," kata Hanif.
Peluang kerja di sektor konstruksi dan industri pariwisata di Jepang ini diupayakan bisa terfasilitasi dalam program re-entry pemagangan. Program pemagangan re-entry ini dapat diikuti oleh peserta yang telah menyelesaikan program pemagangan selama 3 (tiga) tahun telah pulang ke tanah air. Namun, dikhususkan bagi mantan/lulusan pemagang di sektor kontruksi dan industri pariwisata.
Program ini dapat diikuti juga oleh peserta yang belum selesai masa pemagangannya dan masih melaksanakan program, tanpa harus pulang dulu ke tanah air dapat. Mereka dapat langsung melanjutkan program magang lanjutan dengan syarat antara peserta dan perusahaan telah terjadi kesepakatan atau bekerja di sektor kontruksi dan pariwisata menjelang Olimpiade 2020.
"Dalam pertemuan tersebut, pihak Jepang melalui menterinya menyampaikan menyambut baik adanya usulan dan tawaran peluang kerja dari Indonesia ini. Namun mereka masih harus membahasnya secara internal. Selanjutnya akan ada lagi pembicaraan teknis untuk menindaklajuti pertemuan bilateral ini. Kita berharap program ini dapat segera direalisasikan," kata Hanif.
Progam magang
Dalam pertemuan bilateral tingkat menteri tersebut, Menaker Hanif juga meminta tambahan kuota peserta program pemagangan di Jepang yang selama ini telah berjalan dengan baik. Adanya tambahan kuota pemagagan ini diharapkan dapat dimanfaatkan secara optimal untuk meningkatkan kualitas dan kompetensi kerja pekerja Indonesia.
"Pelaksanaan pemagangan ini merupakan salah satu langkah konkrit dalam mempersiapkan kualitas sumber daya manusia menjelang Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015. Pemerintah terus mempersiapkan tenaga kerja berkualitas yang siap bersaing secara global," kata Hanif.
Program magang di Jepang ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi pemuda Indonesia di bidang industri, meningkatkan keterampilan kerja, menambah wawasan ilmu pengetahuan serta meningkatkan etos kerja. Bahkan, program pemagangan pun bisa dijadikan alternative dalam mengurangi angka pengangguran di Indonesia.
"Manfaat utama yang akan dirasakan peserta program pemagangan di dalam dan luar negeri dapat mendorong untuk meningkatkan kompetensi kerja yang profesional pada tingkat lebih tinggi dalam persaingan SDM di era globalisasi ini," kata Hanif.
Pada tahun 2015, Kementerian Ketenagakerjaan menargetkan penempatan peserta magang kerja ke Jepang sebanyak 2.500 orang. Para peserta magang bakal ditempatkan di sekitar 500 perusahaan yang menyediakan 60 jenis kejuruan kerja.
Kerjasama pemberangkatan peserta pemagangan ke Jepang dengan IM Jepang telah berjalan sejak tahun 1993. Jumlah peserta pemagangan yang telah diberangkatkan melalui kerangka kerjasama ini hingga bulan Agustus 2015 sebanyak 36.330 orang.Peserta magang ke Jepang yang telah kembali ke tanah air sebanyak 32.420 orang, dan masih melaksanakan program magang sebanyak 3.860 orang.
Selama mengikuti program pemagang selama 3 tahun di Jepang, para peserta magang dilindungi oleh asuransi dan jaminan kesehatan sesuai dengan peraturan ketenagakerjaan di Jepang. Selain itu mereka pun mendapatkan penghasilan/gaji secara rutin.
Untuk tahun pertama, peserta pemagang mendapat gaji magang 80.000 yen (Rp 8,2 juta) per bulan. Selanjutnya untuk tahun kedua akan mendapatkan gaji magang 90.000 yeng (Rp 9,2 juta) yen dan tahun ketiga 100.000 yen (Rp 10,2) yen. Dan setelah lulus program pemagangan akandiberi uang bantuan permodalan.
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015