"Selama wisata, nanti akan ada jajanan kuliner makanan dan minuman, lalu ada suvenir juga. Semua transaksi itu tidak boleh dilakukan dengan uang tunai, tapi harus nontunai," kata Kepala Biro Umum DKI Agustino Dharmawan di Balai Kota, Jakarta Pusat, Kamis.
Menurut Agustino, pihaknya akan menerapkan sistem voucher untuk setiap transaksi jual beli yang dilakukan. Dengan begitu, pihaknya ikut menggalakkan sistem nontunai dalam transaksi perdagangan.
"Jadi, nanti akan ada voucher. Para pengunjung yang merasa lapar atau haus dapat membeli aneka makanan atau minuman harus menggunakan voucher tersebut," ujar Kepala Biro Umum Pemda DKI Agustino.
Dia menuturkan pada Sabtu, 12 September 2015, Balai Kota DKI mulai dibuka untuk wisata secara gratis. Balai Kota dapat dikunjungi oleh masyarakat dan wisatawan setiap akhir pekan, yakni Sabtu dan Minggu mulai dari pukul 10.00 hingga 17.00 WIB untuk kunjungan di area dalam ruangan dan pukul 10.00 hingga 20.00 WIB untuk area luar.
"Di dalam ruangan, wisatawan akan diajak ke Balai Agung. Disitu, pengunjung akan ditunjukkan tayangan seputar Jakarta dan konsep Smart City. Sedangkan di luar ruangan, pengunjung bisa menikmati aneka kuliner dan ada juga pertunjukan musik," tutur Agustino.
Selain itu, sambung dia, para pengunjung juga dapat membeli berbagai jenis buah tangan dan kerajinan khas Jakarta di stand milik Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) DKI Jakarta yang terletak di Gedung Blok G Balai Kota.
Dia mengungkapkan dibukanya Balai Kota sebagai tempat wisata umum merupakan wujud terbukanya Pemprov DKI untuk mengajak peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan di ibu kota.
"Apalagi dalam wisata tersebut akan dibeberkan juga konsep Smart City yang memberikan banyak informasi. Diharapkan, wisata ini dapat menjadi umpan balik bagi masyarakat untuk berperan aktif membangun Kota Jakarta," ujarnya.
Pewarta: Cornea Khairany
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2015