Kamis pagi, sebagaimana laporan jurnalis ANTARA, ketebalan asap semakin pekat dengan partikel debu yang sangat terasa ketika berada di luar rumah serta rasa perih pada mata.
Jalan-jalan di Kota Palangka Raya yang biasanya ramai lengang dan hanya beberapa warga yang tampak beraktivitas dan berkendaraan di jalan-jalan, di antaranya di kawasan Jalan RTA Milono yang merupakan salah satu ruas jalan protokol di kota itu.
Walikota Palangka Raya, HM Riban Satia, mengeluarkan surat edaran meliburkan seluruh sekolah TK atau PAUD hingga SD hingga sepekan ke depan atau sampai Rabu(16/9).
Sedangkan untuk SMP dan STLA jam masuk sekolah ditunda menjadi pukul 09.00 WIB dan kembai ke rumah Bada Shalat Dhuzur atau pukul 13.00 WIB.
Jalan-jalan di Kota Palangka Raya yang biasanya ramai lengang dan hanya beberapa warga yang tampak beraktivitas dan berkendaraan di jalan-jalan, di antaranya di kawasan Jalan RTA Milono yang merupakan salah satu ruas jalan protokol di kota itu.
Walikota Palangka Raya, HM Riban Satia, mengeluarkan surat edaran meliburkan seluruh sekolah TK atau PAUD hingga SD hingga sepekan ke depan atau sampai Rabu(16/9).
Sedangkan untuk SMP dan STLA jam masuk sekolah ditunda menjadi pukul 09.00 WIB dan kembai ke rumah Bada Shalat Dhuzur atau pukul 13.00 WIB.
Kebakaran semak belukar di atas lahan bergambut di beberapa lokasi di pinggiran Palangka Raya dan ditambah beberapa titik api baru pada lokasi lain sekitar awal Agustus 2015 menyebabkan kabut asap yang menyelimuti wilayah udara Ibu kota Provinsi Kalimantan Tengah itu semakin bertambah pekat.
Dalam sebulan terakhir kabut asap di Kota Palangka Raya tidak berubah dan bahkan menebal disertai partikel debu yang mulai menimbulkan masalah kesehatan warga penduduk setempat.
Keluhan sakit tenggorokan dan pernafasan mulai dirasakan warga Palangka Raya, termasuk anak-anak.
Pewarta: Muhamad Yusuf
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015