Sofia (ANTARA News) - Bulgaria sebagai anggota NATO pada Selasa menolak izin bagi sejumlah pesawat Rusia untuk melintasi ruang udaranya akhir pekan lalu, di tengah-tengah kekhawatiran Amerika Serikat bahwa Moskow meningkatkan dukungan militer bagi Presiden Suriah Bashar al-Assad.
"Pesawat-pesawat itu dikatakan membawa bantuan kemanusiaan tetapi kami punya informasi -- yang kami jadikan alasan dan yakini -- bahwa kargo yang dinyatakan itu sesungguhnya bukanlah kargo sungguhan," kata Betina Zhoteva, wanita juru bicara Kementerian Luar Negeri Bulgaria kepada kantor berita AFP.
Zhoteva mengatakan keputusan itu diambil akhir pekan lalu tetapi tidak memberikan rincian mengenai berapa banyak pesawat yang dilarang.
Dikatakan bahwa keputusan tersebut diambil tanpa tekanan dari mitra-mitra NATO.
Walau demikian, keputusan Bulgaria tersebut menyusul berita pada Senin bahwa Amerika Serikat telah meminta Yunani, anggota NATO lainnya, melarang penerbangan-penerbangan pasokan Rusia ke Suriah melintasi ruang udaranya.
Seorang pejabat Rusia tak yakin keputusan Bulgaria dibuat tanpa tekanan dari AS.
"Faktanya bahwa Bulgaria adalah pihak pertama yang merespon (permintaan dari Washington) -- mereka akan berbuat sesuai hati nurani," kata Vladimir Djabarov, wakil ketua Dewan Urusan Luar Negeri Rusia.
Dia mengatakan kepada kantor berita TASS bahwa Rusia hanya memasok "kargo kemanusiaan" ke Suriah, dengan menambahkan bahwa hal ini "tak menguntungkan untuk mengangkut senjata menggunakan pesawat".
Djabarov juga memandang tidak penting menggunakan ruang udara Yunani, dengan menyatakan mayoritas penerbangan ke Suriah melalui Kaukus dan Iran.
Washington prihatin Moskow dapat meningkatkan dukungan militernya bagi Bashar, sebuah isu yang diangkat oleh Meneteri Luar negeri John Kerry dengan rekan sejawatnya Sergei Lavrov akhir pekan lalu.
Rusia telah meminta Yunani mengizinkan bagi dua pesawatnya melintasi ruang udaranya pada 1 dan 24 September. Seorang pejabat Kemlu Yunani mengatakan kepada AFP bahwa mereka memeriksa permintaan itu dan belum mengambil keputusan.
Dari Damaskus, Suriah telah membantah laporan-laporan peningkatan aktivitas militer oleh tentara Rusia di wilayahnya setelah Washington menyatakan pihaknya menindaklanjuti klaim-klaim mengenai dukungan dari Moskow.
Berbicara pada Senin malam (8/9) kepada stasiun televisi Al-Manar milik Hizbullah, Menteri Penerangan Omran Zohbi membantah laporan-laporan tersebut dengan menyatakan hal itu tak berdasar.
"Sesungguhnya tak ada apa-apa dengan desas-desus itu dan apa yang dikatakan beberapa hari lalu," kata Zohbi mengenai laporan-laporan peningkatan bantuan dari Rusia, pendukung utama Presiden Suriah Bashar a-Assad.
"Tak ada pasukan Rusia, dan tak ada aktivitas militer Rusia di wilayah darat, udara atau laut Suriah," kata Zohbi kepada Al-Manar, milik Hizbullah, kelompok militan Syiah Lebanon, yang juga sekutu Bashar.
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2015