"Tekanan nilai tukar rupiah mulai mereda seiring dengan akan diumumkannya paket kebijakan ekonomi oleh pemerintah, diharapkan sentimen dari pemerintah bisa menjaga daya beli masyarakat, menarik arus modal, dan mendorong deregulasi penghambat investasi yang akhirnya mendorong ekonomi Indonesia," kata Ekonom Samuel Sekuritas, Rangga Cipta.
Ia menambahkan tekanan dolar AS juga mulai mereda di pasar uang Asia setelah munculnya optimisme terhadap pertumbuhan global setelah ekonomi Tiongkok dan zona Euro membaik.
"Membaiknya data ekonomi Euro yang dibarengi dengan pertumbuhan ekspor Tiongkok mendatangkan optimisme perekonomian global akan tumbuh, termasuk di Indonesia," katanya.
Analis PT Platon Niaga Berjangka Lukman Leong menambahkan kabar bahwa Tiongkok akan melonggarkan kebijakan moneternya menambah harapan ekonomi global tetap tumbuh.
"Sentimen dari Tiongkok mendorong sedikit minat investor terhadap aset risiko mulai kembali pulih, investor optimis pertumbuhan ekonomi global akan meningkat," katanya.
Di sisi lain, lanjut dia, sebagian pelaku pasar masih ragu terhadap peluang kenaikan suku bunga the Federal Reserve September ini karena data ekonomi Amerika Serikat yang masih bervariasi.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2015