Kupang (ANTARA News) - 521 jamah haji asal Nusa Tenggara Timur (NTT) telah siap diberangkatkan ke Jeddah melalui Embarkasi Juanda Surabaya menuju Arab Saudi untuk menunaikan Ibadah Haji di Tanah Suci pada tanggal 11 September 2015.
Dari total jumlah tersebut 518 orang di antaranya calon jemaah umum dan tiga orang lainnya adalah jemaah khusus untuk mendampingi dan merawat calon haji dalam perjalanan mulai dari keberangkatan hingga kedatangannya kembali ke Tanah Air," kata Kepala Seksi Informasi Haji Bidang Urusan Agama Islam (Urais) Kantor Wilayah Kementerian Agama NTT, Arsad Karabi kepada Antara di Kupang, Rabu.
Ia mengatakan untuk kelancaran dan ketepatan maka mulai tanggal 7--9 calon jemaah haji sudah harus bergerak menuju ke Surabaya hingga tanggal 10 September harus masuk Asrama Haji Embarkai Sukolilo Surabaya.
Sebanyak 521 orang calon haji asal Nusa Tenggara Timur terbagi dalam dua kelompok terbang (Kloter) menuju Arab Saudi untuk menunaikan Ibadah Haji di Tanah Suci pada tanggal 11 September 2015.
Dua kelompok terbang itu masing-masing kloter 49 yang berisi semua calon jemaah haji asal NTT dan kloter 50 merupakan gabungan dengan jemaah asal Surabaya.
"Mereka telah mengikuti pembekalan praktik manasik haji guna memberikan gambaran kepada calon haji yang akan melakukan ibadah di Tanah Suci.
"Gambaran situasi dan kondisi pada saat tawaf, sai, wukuf, dengan mengelilingi Kakbah dan melempar jumrah ini penting diketahui calon haji, untuk memperlancar jalannya ibadah ketika berada di Tanah Suci," katanya.
Menurut dia, Manasik ini juga perlu bagi calon haji untuk mempelajari dan menguasai pengetahuan yang perlu dipatuhi oleh para calon haji seperti tempat tinggal sementara, mobilitas selama di Tanah Suci, dan apa yang harus dilakukan oleh setiap calon haji mulai dari soal pakaian, sampai masalah kesehatan.
Hal-hal ini yang menjadi alasan mengapa setiap menjelang keberangkatan calon jemaah haji untuk menunaikan ibadah haji, selalu diberi pembekalan dan pembinaan baik jasmani maupun rohani.
"Pembinaan calhaj NTT ini dilakukan dalam dua fase pembinaan intensif, yaitu enam kali pertemuan di tingkat kecamatan, dan empat kali pertemuan di tingkat kabupaten/kota asal calon jemaah haji, termasuk kegiatan pembinaan dalam bentuk praktik massal," katanya.
Ia berharap, agar para calon jemaah haji asal daerah ini telah mendapat informasi, memperoleh motivasi dan tata cara beribadah dengan baik sehingga nantinya melaksanakan ibadah haji dengan benar dan akhirnya menjadi haji yang Mabrur.
Pewarta: Hironimus Bifel
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015