Pemberian cenderamata ini bagian dari pemicu perekonomian kita."Bandung (ANTARA News) - Pemerintah Provinsi Jawa Barat mengalokasikan anggaran Rp2,5 miliar untuk hadiah berupa liontin batu akik bagi atlet peraih medali pada Pekan Olah Raga Nasional (PON) XIX/2016 di Jabar.
"Itu dari APBD, adanya di (pos anggaran) PB PON. Jadi kalau maksimal satu juta per batu akik, maka jika ditotal jadi Rp2,5 miliaran lah," kata Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, di Bandung, Selasa.
Menurut dia, batu akik yang akan dijadikan cenderamata tak hanya satu jenis atau dari satu daerah, namun beragam dan berasal dari seluruh daerah di Jawa Barat.
"Nanti itu ini seperti ketika Konferensi Asia Afrika kemarin. Batunya macam-macam ada Pancawarna, Ohen, Jesper Tasikmalaya atau Oval Sukabumi. Pokoknya batu-batu dari wilayah Jawa Barat," kata dia.
Pihaknya berharap pemilihan batu akik sebagai cenderamata PON dapat ikut mempromosikan kembali batu akik khas Jawa Barat sehingga nanti turut mendongkrak ekonomi masyarakat.
"Pemberian cenderamata ini bagian dari pemicu perekonomian kita. Dengan cara ini mudah-mudahan bisa menaikkan kembali (pamor) batu akik sehingga mudah-mudahan berdampak pada ekonomi kerakyatan," katanya.
Sementara itu, Ketua Koperasi Lasminingrat Yudi Nugraha menambahkan, pihaknya bersama seluruh perajin batu akik di Garut siap untuk memenuhi permintaan batu akik sebagai cenderamata bagi atlet peraih medali pada pelaksanaan PON XIX.
"Batu akik yang akan diunggulkan dari Garut yaitu batu Pancawarna dikolaborasikan dengan batu lain, karena mempunyai filosofi," katanya.
Ia menyebutkan, berdasarkan hitungan sementara liontin batu akik yang harus disiapkan untuk PON Jabar sebanyak 2.500 buah dengan kualitas terbaik.
Liontin itu, kata dia, tidak semuanya dari batu akik yang ditambang dan dibuat di Garut. tetapi ada yang dari daerah lain di Jabar.
"Di sini saya berjuang atas nama Garut, ada dari daerah lain juga yang mempunyai potensi bahan tambang batu akik untuk dipersembahkan kepada Jabar," katanya.
Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015