Jakarta (ANTARA News) - Ketua MPR Zulkifli Hasan mengatakan, Pancasila yang digunakan sebagai dasar dan falsafah bangsa, digali dari bumi indonesia, tetapi nilai-nilai yang terkandung di dalamnya berlaku secara universal.

Namun ia menyayangkan bangsa Indonesia yang malah mulai melupakan Pancasila. Seperti bangsa-bangsa lain, Indonesia memilih menuruti globalisasi dan meminggirkan Pancasila.

Hal ini disampaikannya dalam kuliah umum kebangsaan di hadapan 7.000 civitas Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), seperti dilansir siaran pers MPR, Selasa.

Globalisasi menurut Zulkifli menerpa Indonesia berbarengan dengan masuknya demokratisasi di awal reformasi. Sejak itu tuntutan akan otonomi semakin menjadi. Hak azazi ditegakkan, di atas reruntuhan kepentingan sosial.

Pada saat yang sama, lanjutnya, perusahaan-perusahaan asing makin tajam mencengkeramkan kuku-kukunya untuk melahirkan sistem ekonomi liberal.

"Satu persatu sila dalam Pancasila sudah ditinggalkan, yang paling terlihat adalah sila ke 4 dan ke 5. Ini tidak boleh kita biarkan, dan sudah saatnya bagi bangsa Indonesia untuk kembali kepada Pancasila," ujar Zulkifli.

Ia menegaskan, oleh karena itu, pilihan langsung yang menimbulkan banyak efek negatif perlu dikaji kembali. "Bukan saya tak setuju pilihan langsung, tapi sistem tersebut perlu dikaji dan disempurnakan," kata Zulkifli.

Selain itu, sebelum menyampaikan kuliah umum, Zulkifli menerima penganugerahan jas almamater UMM sebagai anggota istimewa keluarga besar UMM.

Ia juga mengapresiasi perkembangan yang dicapai UMM. Zulkifli berharap para mahasiswa dapat meraih cita-citanya.

"Saya dulu berasal dari kampus biasa, itupun bisa membuat saya menjadi Menteri Kehutanan dan Ketua MPR. Apalagi kalian yang saat ini bisa belajar di tempat yang bagus, dengan dosen dan perlengkapannya yang bagus juga," ucapnya.

Pewarta: Try Reza Essra
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2015