Para pemimpin upaya itu mengatakan pemogokan satu hari itu diselenggarakan untuk memprotes "alokasi anggaran yang diskriminatif bagi sekolah-sekolah Kristen oleh Kementerian Pendidikan Israel."
"Setiap tindakan yang membahayakan sistem pendidikan Kristen berdampak pada seluruh masyarakat Arab. Oleh karena itu, semua sekolah Arab mogok, menyeru pemerintah mengabaikan semua murid-murid ini," kata Ayman Odeh, pemimpin faksi Daftar Gabungan Arab-Yahudi di parlemen.
Pada Ahad (6/9), para murid, orangtua murid dan pemimpin Gereja Katholik berunjuk rasa di luar Kantor Perdana Menteri di Jerusalem, menuntut lebih banyak dana untuk sekolah.
Pemrotes mengatakan bahwa meski sekolah-sekolah ultra-Ortodoks Yahudi sepenuhnya disubsidi oleh pemerintah, sekolah-sekolah Kristen menerima hanya 75 persen anggaran mereka dari dana pemerintah.
Belum lama ini, pemerintah memotong dukungannya menjadi 29 persen. Para pengunjuk rasa mengatakan pemerintah tidak bernegosiasi dengan meski unjuk rasa terus dilakukan, demikian seperti dilansir kantor berita Xinhua. (Uu.C003)
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2015