Manado (ANTARA News) - Kepala Cabang Bank Muamalat Manado Giat Waluyo mengatakan sekitar 40 persen nasabah Bank Muamalat di Manado adalah non-muslim, baik funding maupun penerima kredit.
Bank Muamalat meskipun masuk bank syariah, namun berlaku untuk masyarakat umum, bukan hanya umat muslim saja, kata Giat di Manado, Senin.
"Apalagi masyarakat di Kota Manado yang sangat terbuka membuat bank syariah dengan mudah melakukan ekspansi bisnis di kota ini," jelasnya.
Giat berharap ke depan pihaknya akan menjangkau semua lapisan masyarakat di Sulut karena melihat potensi yang ada saat ini masih cukup besar.
Berdirinya Bank Muamalat pada tahun 1992 yang sekaligus menandai lahirnya Bank Syariah di Indonesia.
Dia mengatakan, ekonomi syariah sejatinya bukan hanya tentang halal haram atau riba tidak riba, juga menjadi perhatian utama dalam ekonomi syariah, tak kalah penting dari keduanya adalah soal keberpihakan.
Sebagaimana kita ketahui, spirit transaksi dalam ekonomi syariah adalah kerjasama, saling menguntungkan, tidak asosial, bermanfaat dan menghindari mudharat, katanya.
Kerjasama adalah bukti keberpihakan. Meskipun Islam tidak melarang umatnya untuk bekerjasama dengan umat agama lain, tetapi kerjasama dengan sesama muslim yang didasari ukhuwah islamiyah adalah lebih utama.
"Tetapi praktek yang terjadi di Bank Muamalat sebaliknya, debitur BMI justru didominasi etnis tertentu yang beragama non muslim," jelasnya.
Pewarta: Jootje Kumajas
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2015