Bojonegoro (ANTARA News) - Dinas Pengairan Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, menyatakan pembebasan tanah yang akan dimanfaatkan untuk lokasi Waduk Gonseng di Kecamatan Temayang, baik tanah milik warga maupun Perhutani, akan dilaksanakan secara bertahap.
"Tanah pengganti milik Perhutani sudah diperoleh di Kecamatan Kasiman, seluas 4,3 hektare," kata Kepala Dinas Pengairan Bojonegoro Edi Sutanto, di Bojonegoro, Senin.
Bahkan, lanjut dia, tim appraisal juga sudah menentukan nilai tanah pengganti di Kecamatan Kasiman, seluas 4,3 hektare itu.
"Tim appraisal sudah selesai menentukan nilai tanah pengganti, akan tetapi nilainya belum diumumkan," ucapnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan tanah pengganti di Kecamatan Kasiman tersebut, untuk menggantikan tanah Perhutani di Kecamatan Temayang, yang akan dimanfaatkan untuk merelokasi warga.
Sesuai data, sebanyak 260 kepala keluarga (KK) atau sekitar 830 jiwa warga Desa Kedungsari dan Papringan, Kecamatan Temayang, akan direlokasi menempati tanah Perhutani di sekitar waduk.
"Lokasi tanah untuk merelokasi warga ya, di sekitar waduk. Itu sesuai permintaan warga, agar tetap bisa bekerja di sekitar waduk," jelasnya.
Menurut dia, pembebasan tanah selanjutnya seluas 80 hektare, baik tanah milik Perhutani, maupun milik warga di Kecamatan Temayang.
"Balai Besar Bengawan Solo di Solo, Jawa Tengah, nantinya dalam pembebasan tanah tahap selanjutnya akan membeli tanah seluas 80 hektare itu," ucapnya.
Ia menambahkan pembangunan Waduk Gonseng tidak terpengaruh dengan proses pembebasan tanah.
"Saat ini pembangunan saluran pengelak sudah dimulai, termasuk pembangunan akses jalan ke lokasi waduk sepanjang 1 kilometer sudah selesai," ucapnya.
Balai Besar Bengawan Solo di Solo, lanjut dia, manargetkan pembangunan Waduk Gongseng, selesai dalam tiga tahun.
"Pembangunan Waduk Gonseng yang dimulai sejak 2014, seharusnya selesai 2016. Tapi, melihat perkembangan yang ada kemungkinan mundur," ucapnya.
Data yang diperoleh, Waduk Gongseng memiliki tipe bendungan urugan random tanah inti tegak, dengan luas genangan 346 hektare. Waduk yang mampu menampung air sekitar 23 juta meter kubik, mampu mengairi areal pertanian seluas 6.191 hektare, selain bisa sebagai penyedia air baku sekitar 300 liter/detik.
Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2015