Sampit, Kalimantan Tengah (ANTARA News) - Warga Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, mengingingkan sekolah memundurkan jadwal waktu masuk sekolah karena asap kebakaran lahan makin pekat.
"Harusnya pihak sekolah yang berinisiatif. Kalau asap kembali pekat seperti beberapa hari terakhir, putuskan saja jam masuk sekolah diundur. Tidak masalah kalau jam pulangnya diundur juga. Kasihan anak-anak, asapnya makin parah," kata Weni, seorang orangtua siswa di Sampit, Senin.
Asap yang menutupi Sampit Senin pagi terlihat lebih pekat dibanding hari-hari sebelumnya. Jarak pandang di darat dan di sungai sekitar pukul 06:30 WIB hanya 200 hingga 300 meter.
Sebagian warga menggunakan masker untuk menghindari mereka menghirup asap bercampur debu yang memerihkan mata.
"Saya rasa kalau kondisi seperti ini, tidak perlu melulu menunggu instruksi Dinas Pendidikan. Kalau asap memang pekat seperti ini, pihak sekolah yang harusnya berinisiatif membuat kebijakan. Dinas Pendidikan juga pasti memahami kondisi ini," timpal Rahmat, warga lainnya.
Penjabat Gubernur Kalimantan Tengah Hadi Prabowo saat berkunjung ke Sampit pada Rabu pekan lalu sudah memerintahkan bawahannya untuk mengambil langkah-langkah pencegahan untuk menghindarkan masyarakat dari dampak asap.
"Kalau asap sangat pekat, langsung bagikan masker. Kalau parah, bisa anak sekolah diundur jam masuk sekolahnya, atau bahkan diliburkan. Kita harus lebih serius menangani masalah ini. Jangan sampai Kalteng terkenal dengan asap," harap Hadi.
Pewarta: Norjani
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015