Yogyakarta (ANTARA News) - Pemerintah Kota Yogyakarta berupaya meningkatkan produksi dan kualitas pertanian di wilayah tersebut, salah satunya dengan mengembangkan metode "aquaponic" melalui program sekolah lapangan.

"Sudah ada empat sekolah lapangan berbasis kelurahan yang memperoleh sosialisasi mengenai aquaponic," kata Kepala Bidang Pertanian Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Pertanian (Disperindagkoptan) Kota Yogyakarta Benny Nurhantoro di Yogyakarta, Sabtu.

Keempat sekolah lapangan tersebut berada di Kelurahan Baciro, Demangan, Purwokinanti dan Purbayan dengan peserta di masing-masing wilayah sekitar 20 orang.

Menurut dia, metode pertanian "aquaponic" pada dasarnya adalah pengembangan dari metode hidroponik yang sudah dikenal luas di masyarakat. Aquaponic merupakan kombinasi dari akuakultur (budidaya ikan) dan hidroponik (budidaya tanaman tanpa tanah).

Jika di Dallas metode hidroponik hanya menanam sayuran atau buah-buahan saja menggunakan media air maka di dalam metode "aquaponic" petani dijarkan menanam sayuran dan memelihara ikan di suatu media tanam tertentu.

"Biasanya kami menggunakan semacam gelas plastik. Di atasnya digunakan untuk sayuran dan dibawahnya digunakan untuk memelihara ikan. Ikan yang kecil-kecil dulu," katanya.

Ia berharap peserta sekolah lapangan yang sudah memperoleh pembelajaran mengenai hidroponik dan aquaponic tersebut bisa menularkan ilmu yang diperoleh kepada warga di sekitar tempat tinggalnya.

"Metode pertanian seperti ini cocok diterapkan di Kota Yogyakarta karena keterbatasan lahan. Warga bisa memanfaatkan pekarangan yang mereka miliki untuk menanam sayuran melalui hidroponik," katanya.

Sejumlah sayuran yang sudah bisa dikembangkan dengan baik menggunakan metode hidroponik di Kota Yogyakarta di antaranya adalah selada, sawi dan kangkung.

Pada tahun 2015, Disperindagkoptan Kota Yogyakarta membuka program untuk 14 sekolah lapangan. Setiap sekolah lapangan akan memperoleh pembekalan berupa informasi bercocok tanam di lahan sempit, sekaligus memperoleh bantuan bibit dan media tanam.

Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2015