"Karena semua investasi kami berjangka panjang sifatnya, dan pembayarannya dalam bentuk dolar itu tidak harus besok," kata Alexander yang sekaligus menjabat sebagai Chief Executive Officer Indosat seusai diskusi perkembangan Indosat terkini, di Kantor Pusat Indosat, Jakarta, Jumat.
Ia mengatakan pelemahan rupiah untuk jangka pendek sama sekali tidak berdampak bagi investasi perusahaan.
Ia mengatakan yang dibutuhkan adalah manajemen keuangan dan modal keuangan yang baik untuk berinvestasi dalam jangka pendek dan panjang.
Ia mengatakan pelemahan rupiah yang terjadi saat ini bukanlah suatu krisis ekonomi berkepanjangan.
"Apakah ada slow down (kinerja menurun)? Jawabannya malah tidak ada sama sekali, kami malah akan mempercepat karena sebetulnya ini krisis sementara. Sebenarnya bukan krisis, cuma pelemahan rupiah yang temporary (sementara)," ujarnya.
Pihaknya melihat kondisi sekarang ini dengan proyeksi jangka panjang sehingga menganggap keadaan pelemahan rupiah hanya bersifat sementara.
"Ini cuma temporary (sementara). Kami maju terus," ucapnya.
Ia menambahkan pelemahan rupiah setidaknya berdampak pada neraca keuangan perusahaan karena ada pinjaman dalam bentuk dolar, tetapi dari aspek operasional perusahaan, tidak ada dampak signifikan.
"Misalnya, ada utang dolar sebanyak satu juta dolar, ya setiap berapa persennya hitungannya rusak (karena rupiah melemah),"
Namun, utang tersebut bersifat jangka panjang, misalnya 6-7 tahun mendatang, bahkan dapat diperpanjang jika dibutuhkan sehingga kondisi rupiah saat ini tidak berdampak karena investasi perusahaan bersifat jangka panjang.
Ia mengatakan pihaknya tidak terlalu khawatir jika nilai tukar rupiah terhadap dolar mencapai Rp15 ribu karena fluktuasi tersebut hanya bersifat sementara.
"Kami melihatnya kalau sifatnya jangka pendek fluktuasi itu tidak ada masalah, yang penting pinjam uang sesuai apa yang dibutuhkan pada saat itu ya, nanti kita lihat," ujarnya.
Ia mengatakan nilai tukar rupiah saat ini diharapkan akan menguat ke depannya.
"Kalau kondisi rupiah membaik lagi, ya, pada saat itu bayar utang dolar, ya," katanya.
Sementara itu, ia menambahkan konsumen Indosat mengalami pertumbuhan sebesar tujuh persen dibandingkan tahun lalu
"Dari hasil kuartal dua, pertumbuhan kami sekitar 7 persen jadi kami memang pertumbuhannya baik, lebih cepat dibandingkan industri," ujarnya.
Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2015