"Jumlah jemaah risti (risiko tinggi) tahun ini banyak, melebihi perkiraan," kata Kepala Seksi Kesehatan Daerah Kerja (Daker) Makkah Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) 1436H/2015M, Thafsin Alfarizi, di Makkah, Saudi Arabia, Jumat.
Sebelumnya, pihaknya memperkirakan jumlah jemaah kategori berisiko tinggi atau tidak sehat hanya sekitar 88 ribu, namun ternyata menembus angka 100 ribu dari total jemaah calon haji Indonesia sebanyak 168.800 orang.
Oleh karena itu, tim kesehatan dibawah koordinasi BPHI Daker Makkah, kata dia, melakukan sejumlah strategi untuk menekan risiko jemaah meninggal di luar sarana kesehatan, seperti pemondokan, Masjidil Haram, atau dalam perjalanan.
Salah satunya, melakukan kunjungan rutin ke jemaah berisiko tinggi yang ditandai dengan gelang dengan tiga warna yaitu merah (jemaah berusia di atas 60 tahun dengan kondisi sakit), kuning (jemaah berusia di atas 60 tahun dengan riwayat kesehatan), dan hijau (jemaah di atas 60 tahun dalam kondisi sehat).
"Setiap hari kami upayakan ada visitasi (kunjungan) ke jemaah yang memakai gelang-gelang itu," ujar Thafsin. Rencananya selain gelang, ia dan tim kesehatan yang juga ada di setiap kelompok terbang (kloter) akan menandai kamar-kamar jemaah risti agar memudahkan kunjungan tim medis untuk memeriksa kesehatan jemaah.
Berbeda dengan BPHI Daker Madinah yang jemaahnya terkonsentrasi pada satu wilayah di Markaziyah, di Makkah jemaah calon haji Indonesia tersebar enam wilayah pemondokan yaitu Jarwal, Misfalah, Masbah Jin, Syisyah, Raudah, Aziziah.
Oleh karena itu, BPHI Daker Makkah juga menyiapkan klinik satelit kloter untuk melakukan promosi kesehatan, kunjungan, dan menangani jemaah sakit ringan.
"Fasilitas klinik satelit kloter hanya pemeriksaaan saja, seperti untuk tensi, konsultasi, juga obat-obatan ringan," katanya.
Ia mencontohkan di Sektor 1 ada enam klinik yaitu di pemondokan 101 kliniknya berada kamar 105, kemudian pemondokan 103 dan 102 masing-masing kliniknya berada di lantai M.
BPHI Daker Makkah, kata dia, menyiapkan sekitar 40 ambulance untuk jemaah yang memerlukan fasilitas kesehatan lebih lengkap, serta rumah sakit rujukan antara lain Ruma Sakit An Nur, RS Zaher, RS Syisya, dan RS Ajyad.
"Di rumah sakit tersebut kami menyiapkan temus (tenaga musiman) sebagai tenaga penghubung kami dengan pihak rumah sakit rujukan," kata Thafsin.
Pihaknya juga mengantisipasi kebutuhan obat masing-masing klinik dengan merekrut tenaga mukimin untuk pengantar obat dengan menggunakan sepeda (Tepat).
Pewarta: Risbiani Fardaniah
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015