Kudus (ANTARA News) - Pelatih tunggal putra PB Djarum Hastomo Arbi lebih memilih pemain berkaki lemah saat memantau audisi umum Djarum Beasiswa Bulu Tangkis 2015 di Kudus, Jawa Tengah, Jumat.


Anak dengan pukulan yang bagus tetapi kakinya masih lemah, menurut dia, permainannya akan lebih baik setelah kakinya diperkuat.


Ia menambahkan penguatan kaki dan tangan merupakan bagian latihan dasar bulu tangkis bagi pemula.


"Karena kalau kakinya sudah diperkuat, bermainnya akan lebih bagus," ujar Hastomo, yang bertugas memantau audisi kelompok usia di bawah 15 tahun (U-15).

Selain itu, Hastomo mengatakan, postur tubuh dan pukulan yang bagus juga menjadi kriteria pemilihan.

Setelah memantau tahap final audisi terhadap sekitar 30-an anak pada hari pertama, Hastomo telah mengincar enam anak untuk dibina.


Sementara pelatih yang menangani pemain U-13 PB Djarum Engga Setiawan mempunyai kriteria yang agak berbeda dalam memilih atlet yang akan dibina.

"Postur tubuh, teknik dasar, daya juang dan kepandaian (bermain) di lapangan," kata Engga.

Bagi Engga, yang terpenting bakat dan kepandaian di lapangan.


Ia mengaku sudah mengincar empat anak usia di bawah 13 tahun untuk dibina.


"Saya sudah menemukan empat anak dari sekitar 58 orang yang dilihat. Yang sudah mantap empat itu," katanya.

Proses audisi telah mencapai tahap final, yang lebih banyak melibatkan pelatih dalam menyeleksi 131 peserta yang tersisa.

Para peserta akan menjalani pertandingan secara penuh yang akan dipantau oleh para pelatih.


Setelah diadu secara acak, para peserta akan diadu kembali dengan lawan yang berbeda sesuai keinginan pelatih. Pertandingan tersebut akan berlangsung dua hari (4-5 September).


Pemain yang terpilih akan diumumkan Sabtu (5/9). Mereka yang terpilih selanjutnya akan mengikuti tes fisik berupa beep test, yakni lari dengan interval tertentu yang ditandai dengan bunyi "beep".

Mereka yang berhasil lolos pada beep test ini lah yang akan maju ke tahap karantina, mengikuti pelatihan sesuai kelompoknya di PB Djarum, termasuk tinggal di asrama selama seminggu.


Pewarta: Fitri Supratiwi
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2015