Dulu kalau ada pertandingan di Kudus kami sering menang karena lawan tidak kuat dengan bau tembakau
Kudus (ANTARA News) - Hastomo Arbi, pemain bulu tangkis Indonesia era 1980-an, mengenang kisah masa kecilnya saat masih berlatih bulu tangkis.
Kakak dari Hariyanto Arbi itu mengaku kerap mengambil shuttlecock bekas Liem Swie King. Rumah kedua orang legenda itu ternyata hanya berjarak 1 kilometer.
"Rumah saya dan King itu hanya berjarak sekitar 1 kilometer. Di rumah King ada lapangan bulu tangkis, dulu saya suka mencari bola bekas di sana," kata Hastomo di GOR Djarum, Kudus, Jawa Tengah, Jumat.
Namun, kegemaran Hastomo bermain bulu tangkis bukan karena King. Pemain asal Kudus itu berasal dari keluarga yang hobi bulu tangkis.
"Papi saya dulu juga juara bulu tangkis. Memang lingkungan saya dari keluarga bulu tangkis, sama dengan King juga dari keluarga bulu tangkis," ungkap Hastomo.
Hastomo, kelahiran 5 Agustus 1958 itu, menambahkan warga di lingkungan tempat tinggalnya dan King di Kudus memang banyak yang bermain bulu tangkis.
"Lingkungan kami bermain bulu tangkis semua," katanya.
Hastomo dan King merupakan pemain angkatan pertama atau cikal bakal dari berdirinya PB Djarum.
Saat itu, kata Hastomo, usianya masih 13 tahun. Ia dan King berlatih di pabrik rokok.
"Kalau latihan kami harus menggeser alat linting lebih dulu. Setelah selesai latihan kami bereskan lagi," ujar Hastomo.
Hastomo menambahkan, hal yang tidak terlupakan adalah aroma kuat tembakau yang menemani mereka selama latihan.
"Dulu kalau ada pertandingan di Kudus kami sering menang karena lawan tidak kuat dengan bau tembakau," kenang pahlawan Piala Thomas 1984 itu.
Sejak kecil, karier Hastomo sudah gemilang. Ia menjuarai turnamen sekolah dasar se-Jawa Tengah dan juara Muladi Cup tahun 1972.
Hastomo sempat keluar dari binaan PB Djarum dan dipanggil Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) Kudus. Setelah menjuarai Muladi Cup, ia diminta kembali ke Kudus.
Sebagai putra daerah Kudus, Hastomo gembira melihat perkembangan bulu tangkis yang semakin pesat. Ditambah lagi dengan fasilitas yang semakin menunjang.
"Sekarang lebih bagus karena banyak sekali fasilitas bulutangkis di Kudus. Di GOR Kaliputu anak-anak SD bisa latihan gratis," jelasnya.
Ia pun berharap akan kembali lahir bintang bulu tangkis dari Kota Kretek tersebut.
"Semoga nanti ada, karena sudah diserbu pemain-pemain muda dari daerah lain yang banyak berlatih di sini," tambahnya.
Pewarta: Monalisa
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2015