Pekanbaru (ANTARA News) - Wakil Ketua DPRD Riau Noviwaldi Jusman meminta Presiden RI Joko Widodo segera turun ke daerah ini untuk mengantisipasi kabut asap yang makin mengkhawatirkan, apalagi aksi pembakaran lahan dan hutan masih saja terjadi.
"Saatnya Presiden Jokowi diminta untuk turun lapangan, layaknya mantan Presiden SBY pada sebelumnya, dengan harapan tegaknya hukum untuk para pembakar hutan dan lahan tersebut," kata Noviwaldi Jusman dalam keterangannya di Pekanbaru, Kamis.
Permintaan tersebut disampaikannya berkaitan kabut asap di Riau yang kini makin mengkhawatirkan itu apalagi ISPU, rata-rata daerah yang terpantau oleh alat monitoring kualitas udara selama dua hari terakhir di daerah tertentu telah menunjukkan angka rata-rata di atas 500 PSI.
Menurut dia, ISPU di atas 500 PSI, sudah sangat membahayakan bagi kesehatan, dan penyakit ISPA atau pneumoni sangat beresiko bagi anak-anak.
Aksi pembakaran hutan dan lahan ini, katanya, tidak bisa ditolerir lagi, karena dampaknya atas asap dan kabut yang ditimbulkan sudah sangat membahyakan kesehatan, anak-anak diliburkan, bahkan bandara lumpuh kegiatan.
"Riau kembali mengalami kerugian yang sangat besar, sedangkan peran eksekutif dan legislatif dalam menekan aksi kebakaran hutan dan lahan itu sudah baik, tinggal pihak yudikatif dalam penegakkan hukum," katanya.
Oleh karena itu, katanya, masyarakat Riau sangat berharap Presiden Jokowi bisa turun tangan, karena tanpa kehadiran Presiden Jokowi penegakkan hukum masih melemah, sehingga kasus kebakaran hutan dan lahan di Riau kini sudah seperti "mafia Hongkong".
Setiap penindakan hukum dilakukan bagi pelaku pembakar hutan, maka diindikasi ada dukungan dari pihak lain sehingga mereka (pelaku, red) sulit dijerat hukum.
Ia mengaku, dirinya sudah menghubungi ajudan Presiden Jokowi, untuk menjadwalkan kunjungan Presiden ke daerah ini, sekaligus diharapkan tentunya Presiden membawa sejumlah pasukan untuk menangkap pelaku kejahatan perusak lingkungan itu.
Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika Pekanbaru, merilis bahwa kabut asap di Kota Pekanbaru pada Kamis pagi tampak memburuk sehingga mengakibatkan jarak pandang di daerah ini hanya sebatas 200 meter.
Kepala Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika, Pekanbaru, Sugarin, menyebutkan selain Pekanbaru, jarak pandang di Pelalawan juga terus memburuk yang hanya sebatas 200 meter.
"Sejumlah daerah lainnya yang diselimuti kabut asap tebal yakni Dumai dengan jarak pandang 300 meter dan Indragiri Hulu 800 meter," katanya dan menambahkan peningkatan jumlah titik panas di Riau menjadi penyebab utama memburuknya kabut asap sehingga mengakibatkan jarak pandang sangat terbatas.
Selain itu melalui pencitraan Satelit Terra dan Aqua pada Kamis pukul 07.00 WIB terdapat 177 titik panas yang tersebar di 10 kabupaten dan kota se Riau.
Provinsi Pelalawan masih merupakan daerah penyumbang titik panas terbanyak dengan 66 titik panas. Selanjutnya di Indragiri Hulu 41 titik panas, Indragiri Hilir dan Kuantan Singingi masing-masing 25 dan 21 titik panas.
Pewarta: Frislidia
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015