Pekanbaru (ANTARA News) - Bandara Sultan Syarif Kasim II, Kota Pekanbaru, Riau, lumpuh selama sekitar 10 jam pada Kamis karena pekatnya asap dari kebakaran hutan dan lahan, sehingga banyak pesawat tidak bisa mendarat dan beberapa penerbangan dibatalkan.
Airport Duty Manager Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II Hasnan di Pekanbaru mengatakan bahwa sejak pagi tidak ada satu pun pesawat yang bisa mendarat karena jarak pandang pada Kamis pagi hanya sekitar 200 meter. Sejumlah pesawat baru "berani" mendarat pada sore hari ketika kepekatan asap mulai berkurang.
"Pesawat bisa mendarat baru pukul 15.30 WIB sore ini. Banyak aktivitas kedatangan dan keberangkatan terganggu," kata Hasnan kepada wartawan.
Pekatnya kabut asap pada siang ini menyebakan Citilink membatalkan 8 penerbangan dari dan menuju Bandara SSK II Pekanbaru. Maskapai anak perusahaan Garuda Indonesia ini sudah dua hari berturut-turut membatalkan penerbangan akibat jarak pandang di Bandara Pekanbaru menurun drastis dan membahayakan keselamatan.
"Ini terpaksa kita lakukan karena memang kondisi cuaca yang tidak baik untuk kita melakukan penerbangan," kata Manajer Sales Citilink Pekanbaru, Ridwan.
Pada hari Rabu (2/9) Citilink telah membatalkan dua penerbangan rute Pekanbaru-Yogyakarta akibat pesawat tidak bisa mendarat karena jarak pandang sangat terbatas.
Hari ini delapan penerbangan Citilink yang dibatalkan adalah untuk rute dari dan menuju Kota Pekanbaru ke Yogyakarta, Jakarta, Surabaya dan Batam. Dengan kondisi ini, pihak maskapai terpaksa harus mengembalikan tiket calon penumpang. Antrean panjang terlihat sejak siang hari di konter pelayanan tiket Citilink.
Meski begitu, ia mengatakan masih ada penumpang yang tetap setia menunggu kepastian berangkat dengan Citilink untuk hari selanjutnya. Namun, Ridwan mengatakan pihaknya tidak bisa memastikan keberangkatan karena kondisi tidak menentu.
"Namun sebagian tetap ada penumpang yang tetap akan berangkat besok, tapi kita tetap khawatir besok belum tentu bisa terbang karena saat ini kondisi sedang tidak menentu," ujarnya.
Komite Operator Maskapai Penerbangan (Airlines Operator Comitte/AOC) mempertimbangkan untuk menghentikan semua layanan penerbangan di Bandara Sultan Syarif Kasim II, Kota Pekanbaru, Riau, untuk menghindari kerugian akibat kabut asap kebakaran yang terus mengganggu aktivitas penerbangan.
"Iya, kami mempertimbangan untuk menghentikan operasi untuk sementara karena pertimbangan kabut asap yang makin pekat terus mengganggu penerbangan," kata Ketua AOC Pekanbaru, Wahyu Wijanarko, kepada Antara.
Ia mengatakan AOC Pekanbaru kini tengah berkoordinasi dengan PT Angkasa Pura II selaku otoritas Bandara Pekanbaru dan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
"Intinya, semua maskapai meminta ada kepastian apakah kondisi asap kedepannya masih akan parah seperti ini. Ini demi kepastian layanan terhadap penumpang juga," katanya.
Ia mengatakan ada delapan maskapai komersil yang kini bernaung di dalam AOC Pekanbaru yang mengalami kerugian akibat aktivitas penerbangan terus terganggu selama beberapa hari terakhir.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru, Sugarin, mengatakan jarak pandang di Kota Pekanbaru pada sekitar pukul 16.00 WIB hanya 1,5 kilometer akibat asap pekat.
Kondisi berasap juga terjadi di sejumlah daerah lain, seperti di Kota Rengat Kabupaten Indragiri Hulu dengan jarak pandang dua kilometer dan Kota Dumai jarak pandang tiga kilometer.
"Kondisi paling parah di Kabupaten Pelalawan karena jarak pandang hanya 200 meter," ujarnya.
Sementara itu, alat Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) di Kota Pekanbaru menunjukkan polusi asap dalam level berbahaya.
Pewarta: FB Anggoro
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015