Rata-rata setiap hari ada sekitar lima pesawat yang delay (ditunda) dan batal. Biasanya dari Jambi, Pekanbaru, Palembang, dan Medan tujuan Batam,"
Batam (ANTARA News) - Otoritas Bandara Internasional Hang Nadim Batam mengatakan dalam tujuh hari terakhir setidaknya ada 35 penerbangan dari sejumlah wilayah Sumatera tujuan Batam ditunda dan dibatalkan akibat gangguan asap kebakaran hutan yang semakin meluas.
"Rata-rata setiap hari ada sekitar lima pesawat yang delay (ditunda) dan batal. Biasanya dari Jambi, Pekanbaru, Palembang, dan Medan tujuan Batam," kata Kepala Bagian Umum Bandara Internasional Hang Nadim Batam, Suwarso di Batam, Kamis.
Ia mengatakan, penerbangan yang batal dan delay tersebut berasal dari maskapai Lion Air, Citilink, Garuda Indonesia, Nam Air, dan Sriwijaya Air.
"Penerbangan Jambi-Batam paling banyak dibatalkan. Karena untuk daerah di Sumatera, Jambi paling tebal asapnya. Hal tersebut juga berdampak pembatalan sejumlah penerbangan dari Batam menuju sejumlah daerah," kata dia.
Berdasarkan informasi, kata dia, jarak pandang rata-rata bandara di Sumatera daratan pada pagi hari hanya 500-700 meter. Sementara di Hang Nadim 1.500-2.000 meter.
"Jadi sebenarnya untuk Batam tidak ada masalah. Jarak pandang masih aman untuk pendaratan ataupun lepas landas pesawat. Yang terjadi adalah dampak dari jadual penerbangan di Sumatera," kata Suwarso.
Akibat pembatalan tersebut, kata dia, ribuan calon penumpang dari Batam gagal terbang sesuai jadual yang ditentukan sebelumnya.
"Karena ini faktor alam, tidak ada ganti rugi bagi yang delay berjam-jam. Maskapai memberikan opsi untuk terbang pada jadual lain atau mendapat pengembalian tiket," kata dia.
Selain itu, akibat gangguan kabut asap, pendapatan Bandara Internasional Hang Nadim juga turun ratusan juta rupiah.
"Setiap pesawat yang mendarat itu rata-rata memberikan masukan Rp4 juta. Jadi pendapatan Hang Nadim selama sepekan ini berkurang hingga ratusan juta," kata Suwarso.
Pewarta: Larno
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015