Jakarta (ANTARA News) - Sebanyak 150 keris Bugis-Makassar dari berbagai jenis dipamerkan di Central Library National University of Singapore (NUS), Singapura, 27 Agustus hingga 4 September 2015.

Menurut siaran pers Kedutaan Besar Indonesia di Singapura yang diterima di Jakarta, Kamis, pameran Spirits of Metal itu digelar atas kerja sama perwakilan Indonesia itu dengan NUS, Polobessi Club, Bugis-Makassar dan Yayasan Keris Singapura.

Koleksi keris dan senjata tradisional itu milik anggota Polobessi Club, Bugis-Makassar dan Yayasan Keris Singapura, dan merupakan pameran eksklusif pertama keris / senjata Bugis- Makassar di luar negeri.

Sebagian dari keris dan senjata tradisional itu juga ditampilkan pada resepsi diplomatik di Kedutaan Besar Indonesia di Bangkok, Thailand, pada 24 Agustus 2015 dan Singapura pada 26 Agustus 2015.

Andi M Irvan Zulfikar, dari Polobessi Club, Bugis-Makassar, menyatakan, pada 2005, UNESCO telah menetapkan Keris Indonesia sebagai suatu Mahakarya Warisan Manusia (Masterpiece of the Oral and Intangible Heritage of Humanity).

Pengakuan internasional itu menguatkan masyarakat Bugis untuk terus melestarikan nilai-nilai seni dan budaya yang melekat kuat pada setiap keris / senjata Bugis-Makassar.

Sementara itu Duta Besar Indonesia untuk Singapura, Andri Hadi, dalam sambutan pembukaan pameran mengemukakan, keberadaan para pelaut perkasa asal Pulau Sulawesi diakui di wilayah laut Asia Tenggara.


Namun, katanya, seringkali dipersepsikan salah bahwa mereka adalah bajak laut dan pedagang budak yang kejam.

"Kenyataannya, para pelaut perkasa asal Pulau Sulawesi adalah petani, pekerja di perkebunan dan nelayan. Nenek moyang mereka tersebar luas di Asia Tenggara, termasuk di Singapura, Malaysia dan Madagaskar," kata Hadi.

Pewarta: Teguh Handoko
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015