"Saat ini kami lagi berpikir bagaimana percepatan Satlak Prima. Masih banyak lagi yang harus diselesaikan," kata Menpora Imam Nahrawi di rumah dinas di kompleks Widya Candra, Jakarta, Rabu malam.
Menurut dia, selain Satlak Prima yang saat ini fokus dalam pemilihan ketua, prioritas yang harus segera dituntaskan akan dualisme kepengurusan yang banyak terjadi pada pengurus besar cabang olahraga.
Bahkan, kata dia, khusus untuk penyelesaian dualisme kepengurusan pengurus besar cabang olahraga juga mendapatkan dorongan dari Komisi X DPR RI. Hal ini menunjukkan jika permasalahan ini juga harus secepatnya diselesaikan.
"Makanya kami mendorong untuk segera diselesaikan. Jika tidak, bisa saja pemerintah akan mengambilalih dan membantu menyelesaikannya," kata Menpora menambahkan.
Saat ini, Indonesia diharapkan beberapa kejuaraan besar yang menuntut dipersiapkan dengan baik. Kejuaraan paling dekat yang harus diikuti oleh atlet yang sudah lolos kualifikasi adalah Olimpiade Rio de Janeiro 2015 yang akan berlangsung Agustus.
Selain itu, Indonesia juga harus menghadapi SEA Games 217 di Malaysia. Satu tahun berikutnya bahkan Indonesia akan mempunyai hajatan besar yaitu menjadi tuan rumah Asian Games 2018. Kondisi ini dinilai harus dipersiapkan dengan baik termasuk mencari dukungan dari pengurus besar cabang olahraga.
Ditanya penyelesain persepakbolaan nasional, pria yang akrab dipanggil Cak Imam itu mengaku sedang berjalan. Hanya saja pihaknya belum menjelaskan dengan detail apa yang telah dilakukan meski saat ini Kemenpora telah menjadi pemrakarsa Piala Kemerdekaan.
"Semuanya sudah berjalan. Tapi ada yang lebih penting yang harus segera dituntaskan.," kata pria kelahiran Bangkalan, Madura itu.
Kompetisi persepakbolaan nasional saat ini berhenti. Beruntung ada beberapa pihaknya yang ingin menggelar turnamen diantaranya Piala Presiden yang digagas Mahaka serta Piala Kemerdekaan yang dinomotori oleh Tim Transisi.
Pewarta: Bayu Kuncahyo
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015