New York (ANTARA News) - Saham-saham di Wall Street turun lagi hampir tiga persen pada Selasa (Rabu pagi WIB), setelah data baru memberikan lebih banyak bukti bahwa perekonomian Tiongkok sedang melambat.
Kerugian besar terutama menimpa saham-saham perbankan dan perusahaan minyak, tetapi aksi jual juga meluas ke raksasa teknologi seperti Amazon dan Apple, lapor AFP.
Dow Jones Industrial Average berakhir turun 469,68 poin (2,84 persen) menjadi 16.058,35.
Indeks lebih luas S&P 500 jatuh 58,33 poin (2,96 persen) menjadi ditutup di 1.913,85, dan indeks komposit Nasdaq menyerah 140,40 poin (2,94 persen) pada 4.636,10.
Wall Street mengikuti aksi jual tajam di Asia dan Eropa, setelah indeks pembelian manajer (PMI) resmi Tiongkok jatuh ke tingkat terendah dalam tiga tahun pada Agustus, menunjukkan sektor manufaktur sedang kontraksi.
Di Indonesia, Ketua Dana Moneter Internasional (IMF) Christine Lagarde mengindikasikan bahwa lembaga itu kemungkinan memangkas lagi estimasi pertumbuhan dunia tahun ini, setelah menurunkannya menjadi 3,3 persen hanya dua bulan yang lalu.
"Pasar berada dalam situasi di mana hanya bisa melihat alasan untuk jatuh. Kami beradaptasi dengan dunia di mana pertumbuhan ekonomi akan menjadi lebih lambat daripada yang diyakini dalam beberapa bulan terakhir, karena pukulan dari Tiongkok dan negara-negara berkembang," kata Gregori Volokhine dari Meeschaert Financial Services.
Citigroup dan Bank of America memimpin penurunan besar dalam saham sektor perbankan, keduanya tenggelam sekitar 4,7 persen.
Anggota Dow ExxonMobil kehilangan 4,2 persen dan Chevron jatuh 3,5 persen karena harga minyak tertekuk lagi di bawah data Tiongkok.
Saham-saham teknologi besar juga turun tajam, dengan Apple kehilangan 4,3 persen, Google menukik 3,3 persen dan Amazon terperosok 3,2 persen.
Angka penjualan mobil kuat untuk AS pada Agustus tidak mampu membantu saham-saham produsen mobil, dengan GM merosot 2,7 persen dan Ford turun 1,1 persen.
Harga obligasi bervariasi. Imbal hasil pada obligasi pemerintah AS berjangka 10-tahun turun menjadi 2,17 persen dari 2,20 persen pada Senin, sedangkan pada obligasi 30-tahun datar di 2,93 persen. Harga dan imbal hasil obligasi bergerak berlawanan arah.
(Uu.A026)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015