"Ini perlu kerja sama yang baik di antara kita," kata Gubernur BI Agus Martowardojo di Jakarta, Selasa (1/9).
Ia menyebutkan selama Agustus 2015 nasih ada harga komoditas yang harganya bergejolak. Misalnya, harga daging ayam dan daging sapi.
"Dua komoditas itu masih memberikan sumbangan terhadap laju inflasi. Ke depan perlu diperhatikan harga pangan strategis yang harus dikelola lebih baik," katanya.
Ia menyebutkan angka kurang dari 4,5 persen masih dalam kisaran laju inflasi yang disepakati BI dan pemerintah sebesar empat plus minus satu persen.
"Kita harus mengarah ke situn batasan kita tetapkan empat plus minus satu persen, kita mengrah di bawah lima atau 4,5 persen," katanya.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan laju inflasi tahunan selama Agustus 2015 mencapai 7,18 persen.
"Ini inflasi yang mengarah pada inflasi yang terkendali karena bulan lalu (Juli) mencapai sebesar 7,26 persen," katanya.
Ketika ditanya apakah dengan penurunan laju inflasi itu ada peluang penurunan bunga acuan, Gubernur BI mengatakan bahwa hal itu akan dibahas dalam Rapat Dewan Gubernur BI pada bulan September.
"Kita lihat nanti saat Rapat Dewan Gubernur BI bulanan," katanya.
Mengenai pertumbuhan ekonomi, Gubernur BI mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi selama Kuartal II 2015 mencapai 4,67 persen.
"Kami yakin pemerintah pusat memberi perhatian pada penyerapan anggaran di tingkat daerah sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi," katanya.
Ia menyebutkan berbagai proyek infrastruktur sudah mulai berjalan sehingga akan mendorong pertumbuhan ekonomi.
"Kita lihat proyek infrstrutur strategis sudah mulai jalan, seperti Waduk Jatigede, tol Bakauheni-Palembang, tol di Jakarta, pelabuhan, dan lainnya," kata Agus Martowardojo.
Pewarta: Agus Salim
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2015