Bangkok (ANTARA News) - Perdana Menteri Thailand Jenderal Prayut Chan-ocha menyatakan puas dengan kemajuan penyelidikan serangan bom di pusat kota Bangkok bulan lalu.
Namun ia mengatakan kepada wartawan bahwa terlalu dini untuk menyatakan motif serangan bom di simpang Ratchaprasong pada 17 Agustus dan rencana pengeboman di Dermaga Sathorn, dekat kawasan niaga Silom, di ibukota pada 18 Agustus.
Dia juga meminta pemilik apartemen mulai sekarang menyimpan daftar penyewa.
Perdana Menteri merujuk pada penangkapan tersangka pada Jumat di apartemen pinggiran Bangkok. Polisi yakin orang itu terkait dengan kejadian di Sathorn meskipun tidak ada korban karena bom tersebut gagal mengenai sasaran dan jatuh ke Sungai Chao Phraya.
Dia menegaskan penyelidikan polisi pada dua kasus itu telah mengalami kemajuan dan mereka harus diizinkan bekerja sampai motif sebenarnya dari pengeboman itu terungkap karena ada beberapa kelompok yang terlibat dalam kedua insiden itu.
Saat ditanya apakah tersangka yang ditangkap terkait dengan jaringan perdagangan manusia para penyelundup etnis Uighur dari Tiongkok ke Thailand, Perdana Menteri menilai ada kemungkinan dan pemerintahnya akan berusaha mencegah insiden tersebut muncul kembali guna mencegah Thailand menjadi tempat transit jaringan perdagangan manusia internasional atau negara tempat penyimpanan bom.
Berdasarkan atas kamera pengawas CCTV yang dipasang di dua daerah pengeboman, Perdana Menteri mengatakan bahwa perintah penangkapan telah dikeluarkan terhadap dua tersangka, seorang perempuan Muslim Thailand dan seorang warga asing.
Kewarganegaraan tersangka belum diketahui karena dia memiliki beberapa paspor tapi semuanya palsu.
Sementara itu polisi melaporkan bahwa insiden 18 Agustus diyakini terkait dengan serangan bom mematikan di simpang Ratchaprasong sehari sebelumnya, tempat 20 orang tewas dan lebih dari 120 lagi luka-luka. (Uu.G003)
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2015