Musirawas (ANTARA News) - Puluhan perusahaan besar di Kabupaten Musirawas, Sumatera Selatan, akan memutuskan hubungan kerja terhadap karyawannya karena melemahnya perekonomian dan turunnya harga produk kelapa sawit.
"Kami sudah mendapat surat tembusan dari beberapa perusahaan besar di wilayah itu bahwa mereka dalam waktu dekat akan memutuskan hubungan kerja (PHK) terhadap karyawannya,"kata Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Musirawas H Murtin, Selasa.
Ia mengatakan dalam surat itu menyarakan beberapa perusahaan akan pemutusan hubungan kerja itu dimulai dengan tenaga harian lepas, kemudian akan merambat ke karyawan mengingat harga buah dan minyak kelapa sawit turun, maka harus mengurangi tenaga kerja.
Tidak ada alternatif lain dalam menjalankan roda manajemen perusahaan ke depan karena pendapatan dan pengeluaran sudah tak seimbang lagi.
Namun demikian ia berharap perusahaan bisa bertahan dan tidak mengurangi tenaga kerja secara besar-besaran.
Karena hal itu akan berdampak kurang baik terhadap para buruh yang selama ini sudah menggantungkan nasip sebagai tenaga kerja di kampung sendiri.
"Kita harap PHK yang dilakukan perusahaan itu harus memperhatikan aturan yang ada, jangan sampai terjadi menambah permasalahan baru,"ujarnya.
Disnakertrans sedang melakukan pembinaan terhadap sejumlah perusahaan, jangan sampai akibat anjloknya komoditi perkebunan dan memburuknya ekonomi menyebabkan perusahaan tersebut tutup.
"Meskipun kita tak bisa mengintervensi perusahaan untuk memberlakukan PHK terhadap karyawannya, namun setidaknya akan berkoordinasi dan memberikan sosialisasi agar hal tersebut tidak terjadi," jelasnya.
Kasi Perselisihan Diasnakertrans Musirawas Subiyanto mengatakan harga komoditi perkebunan di daerah itu anjlok sudah satu tahun terakhir.
Berdasarkan data yang masuk ke Disnakertrans ada puluhan perusahan di Kabupaten Musirawas pada triwulan pertama 2015 sudah mengurangi tenaga kerja.
Antara lain PT MLM, PT Satwa Jaya Terawas, PT Sarana Gastek Sindo Utama, PT Roda Jaya dan PT Djuanda Sawit semuanya merupakan perusahaan perkebunan besar.
Alasan perusahaan itu mem-PHK karyawanya antara lain akibat masa kontrak telah selesai dan tidak diperpanjang serta efisiensi manajemen perusahaan.
Ia mengharapkan meskipun terjadi peguragan tenaga kekrja, tapi tetap memperhatikan hak-hak pekerja. Ia mengatakan, bila hak pekerja tidak dipenuhi akan terjadi permasalahan baru, sedangkan sebelumnya saja banyak pengaduan para buruh bahwa hak-hak mereka banyak dipangkas.
Salah seorang manejer perusahaan nasional tak bersedia disebutkan namannya mengeluhkan rendahnya harga hasil perkebunan baik tingkat lokal, nasional maupun internasional, akibatnya perusahaan tidak bisa memenuhi tunutan dan kebutuhan karyawan dan buruh mereka.
Salah satu jalan terbaik adalah mengurangi jumlah tenaga kerja meskipun terasa sakit. Hal itu tak bisa dielakan demi menyelamatkan operasional perusahaan, ujarnya.
Pewarta: Zulkifli Lubis
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2015