Padang (ANTARA News) - Kapolri Jenderal Pol Badrodin Haiti mengatakan konflik yang sering terjadi antara Polri-TNI harus diselesaikan sampai tuntas dan menyatakan telah memeriksa beberapa saksi dalam kasus ini.
"Jika ada kejadian maka proses penyelesaian harus dilakukan hingga tuntas, dan harus diungkap kejadian yang sebenarnya," kata Badrodin Haiti saat kunjungan kerja ke kantor Kepolisian Daerah Sumatera Barat di Padang, Senin malam.
Ia mengatakan polisi telah mulai memperoses insiden di Sirkuit Permanen Sport Center, Jalan Stadion Kelurahan Pekkabata, Polewali Mandar, Sulawesi Barat, dengan memanggil sejumlah saksi.
"Sudah ada saksi yang kami periksa, namun jumlah pasti dan nama-namanya saya kurang ingat. Tapi saksi sudah diperiksa," kata dia.
Badrodi mengimbau semua pihak menahan diri dan tidak terprovokasi. "Insiden itu sedang ditangani secara hukum," katanya.
Insiden itu terjadi sekitar pukul 14.00 WITA saat anggota Kodim 1401/Majene Praka Laksmono berkelahi dengan sanggota Patroli Motor Polres Polman bernama Bribda Ambo Siki.
Saat itu, Rusmono yang tengah menonton balapan dengan anggota kru MMS racing Team Majene, didatangi beberapa anggota Patroli Motor dan diminta agar tak menonton di atas lintasan balapan.
Seorang rekan Praka Laksmono yang anggota team kru MMS racing Team Majene, terkena tongkat polisi sampai hampir terjatuh ke parit.
Laksmono tidak menerima perlakuan ini dan menghampiri anggota patroli motor itu sampai terjadi perdebatan. Beberapa anggota patroli motor yang melihat kejadian itu tidak terima, dan kemudian mengeroyok Laksmono.
Usai kejadian sekitar pukul 14.30 WITA, Kapolres Polman AKBP Agoeng Adi Koerniawan tiba di lokasi kejadian dan mendamaikan kedua belah pihak dengan disaksikan oPasi Ops Kodim 1402/Polmas, Kapten Infantri Martani.
Kedua belah pihak akhirnya saling memaafkan, namun sekitar satu setengah jam kemudian, tiba-tiba terjadi penembakan yang menewaskan anggota Kompi senapan B Yonif 721/ Makassar, Prada Yuliadi, sampai tewas.
Pewarta: Agung Pambudi
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015