Analis PT Platon Niaga Berjangka Lukman Leong di Jakarta, Senin mengatakan bahwa nilai tukar rupiah kembali bergerak melemah terhadap dolar AS menjelang akan dirilisya beberapa data ekonomi Indonesia periode Agustus 2015 oleh Badan Pusat Statistik.
"Investor sedang wait and see mengantisipasi data inflasi besok (1/9), di tengah situasi itu investor uang cenderung melepas sebagian aset rupiahnya, diharapkan inflasi masih dalam posisi rendah sehingga dapat menopang nilai tukar domestik," katanya.
Ia juga mengharapkan bahwa data ekonomi domestik lainnya yang juga akan dirilis pada pertengahan September ini mencatatkan perbaikan untk kinerja ekspor-impor.
Dari eksternal, lanjut dia, dolar AS masih tertopang oleh proyeksi data penggajian non pertanian atau non farm payrolls (NFP) yang meningkat, data itu sedianya akan dirilis pada akhir pekan ini. Jika data NFP itu meningkat maka dolar AS berpotensi melanjutkan penguatannya kembali terhadap rupiah.
Namun, menurut dia, dolar AS juga masih rentan terhadap koreksi menyusul adanya saran dari Presiden Fed Atlanta Dennis Lockhart agar The Fed mempertimbangkan untuk menaikkan suku bunganya ditengah kondisi perekonomian global yang masih melambat.
Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada menambahkan bahwa nilai tukar rupiah bergerak konsolidasi menjelang akan dirilisnya data-data ekonomi dalam negeri pada awal September besok (1/9).
"Laju rupiah bisa berbalik menguat terhadap dolar AS jika data ekonomi domestik yang dirilis menunjukan hasil positif, salah satunya inflasi yang rendah," katanya.
Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Senin (31/8) mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah menjadi Rp14.027 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp14.011 per dolar AS.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015