Ditemui usai acara penutupan Museums Uferfest atau Festival Tepi Sungai di Frankfurt, Jerman, Senin dini hari waktu setempat, J-Flow meminta agar penampilan para seniman dan musisi Indonesia agar seimbang, yakni membawa yang tradisional dan yang modern karena keduanya punya segmen penggemarnya sendiri.
Ia menyebut penampilan para musisi dan seniman di Museums Uferfest yang memadukan seni tradisional dan modern telah berhasil menyedot perhatian publik Jerman sehingga bisa lebih mengenal Indonesia.
Di festival Museums Uferfest, katanya, publik yang mencari sisi tradisional Indonesia mendapatkannya dari grup musik Kua Etnika, Gandrung Banyuwangi, dan musisi jazz Dwiki Dharmawan. Sedangkan yang mau melihat Indonesia hari ini disuguhkan dengan penampilan penyanyi Dira Sugandi, Bonita, dan Mian Tiara.
"Sementara yang mau melihat Indonesia masa depan bisa melihat dari panggung hip hop saya. Ini formula paling pas, harus menunjukkan dua sisi, yang tradisional dan yang menatap ke depan, Indonesia kekinian," kata pria kelahiran 8 April 1980 itu.
J-Flow yang saat tampil di panggung membawa bendera merah putih itu menyatakan tekadnya untuk lebih memopulerkan Indonesia di mata internasional.
"Meskipun musik saya adalah musik modern yang bukan asli Indonesia tetapi dalam setiap penampilan saya di luar negeri, saya akan katakan
bahwa saya seratus persen orang Indonesia dan bangga menjadi orang Indonesia," tegas penyanyi yang mengaku mulai 6 September akan melakukan tour ke Amerika Serikat dan Kanada.
Pewarta: Arief Mujayatno
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015