Produksi ikan belakangan ini hanya sekitar 2-3 kuintal per bulan, padahal sebelumnya bisa panen sekitar 6 kuintal per bulan,"Boyolali (ANTARA News) - Cuaca panas belakangan ini menyebabkan produksi ikan yang dihasilkan oleh kelompok peternak ikan keramba di Waduk Cengklik, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, menurun.
Ketua Kelompok Peternak Ikan Keramba Mina Sejahtera Desa Ngargorejo, Kabupaten Boyolali, Maryanto, Jumat, menyatakan dalam cuaca normal, persentase yang bisa dipanen sekitar 70 persen, tetapi akibat cuaca panas, tinggal 50 persen.
"Produksi ikan belakangan ini hanya sekitar 2-3 kuintal per bulan, padahal sebelumnya bisa panen sekitar 6 kuintal per bulan," kata Maryanto yang mengelola 10 petak keramba ikan.
Selain itu, kata dia, cuaca panas juga menyebabkan nafsu makan ikan menurun sehingga pertumbuhannya agak lambat.
Padahal, lanjut dia, permintaan ikan nila sangat besar sehingga peternak ikan tidak mampu memenuhi permintaan pasar dengan ukuran ideal.
Oleh karena itu, peternak akhirnya memaksa memanen ikannya yang belum masa panen demi memenuni permintaan.
Maryanto mengatakan kelompok peternak ikan keramba anggotanya sebelumnya mencapai 70 orang, tetapi kini tinggal 60 anggota dengan sekitar 600 petak keramba. Mereka bangkrut karena harga pakan ikan terus naik sehingga tidak mampu memenuhi pakan ternaknya.
Menurut dia, peternak ikan keramba memerlukan biaya besar. Jika menebar bibit 100 ribu ekor butuh dana sekitar Rp40 juta hingga Rp50 juta. Harga pakan ikan juga naik yang sebelumnya Rp269 ribu per sak isi 30 kg kini menjadi Rp276 ribu/sak.
Padahal, peternak butuh pakan dengan ikan 100 ribu ekor mencapai dua sak per hari. Pada awal pembibitan ikan bisa membutuhkan waktu selama enam bulan baru sabi panen. Prosentasi panen ikan nila sekitar 70 persen jika kondisi normal, tetapi cuaca tidak baik bisa 50 persen saja.
Harga ikan nila di tingkat peternak sekarang mencapai Rp23.000 per kg, sedangkan sebelumnya hanya ditawarkan sekitar Rp19.750,00 per kilogram.
"Saya hasil penjualan hasil panen rata-rata sekitar Rp6 juta per bulan," kata Maryanto.
Pewarta: Bambang DM
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015