Singapura/Tokyo (ANTARA News) - Harga saham di pasar saham Asia cenderung naik mengikuti sentimen positif di Amerika Serikat yang ditenangkan oleh data ekonomi terbaru AS di mana harga saham di bursa efek Tiongkok kenbali merangsek untuk dua hari berturut-turut.

Wall Street naik tajam terutama akibat data revisi produk domestik bruto AS yang menunjukkan tumbuh lebih cepat ketimbang yang dikira pada triwulan kedua tahun ini, sehingga menutup kekhawatiran dunia terhadap terus melambatnya ekonomi Tiongkok.

Indeks patokan MSCI di seluruh Asia Pasifik kecuali Jepang naik 1,3 persen, sedangkan indeks S&P 500 terkoreksi naik sekitar setengan dari 11 persen penurunan yang terjadi selama enam hari.

"Kita mesti memperhatikan investor yang semakin tertarik pada asset-asset lebih berisiko saat ini karena dorongan positif dari pasar semalam," kata Bernard Aw, ahli strategi pasar pada IG di Singapura.

Indeks Nikkei Jepang juga naik 2,3 persen kdnati masih 2,3 persen di bawah level pekan lalu, sedangkan indeks saham gabungan Shanghai terangkat 1,1 persen menjadi 11,1 persen. Demikian pula Hang Seng Hong Kong yang naik 0,8 persen meskipun masih 1,8 persn di bawah harga pekan lalu.

Harga minyak juga naik di mana harga minyak mentah patokan AS naik 0,9 persen menjadi 42,94 dolar AS per barel, demikian pula harga minyak Brent yang naik 0,1 persen menjadi 47,62 dolar AS per barel.

"Keprihatinan mengenai kemungkinan semakin melembutnya pertumbuhan ekonomi Tiongkok ditutup oleh kabar naik tajamnya GDP AS pada triwulan kedua," kata Ric Spooner dari CMC Markets, Sydney, Australia.

Indeks dolar AS juga diperdagangkan naik pada 95,692 atau 0,1 persen lebih tinggi dari posisi sebelumnya 96,031, namun masih di bawah level terendah selama tujuh bulan 92,621 yang sempat disentuh Senin lalu.

Dolar AS juga relatif stabil baik terhadap yen maupun euro, masing-masing pada 121,05 yen dan 1,1250 euro

Fokus investor kini tercurah pada pertemuan tahunan para pemimpin bank sentral utama dunia pada Simposium Ekonomi Jackson Hole di Wyoming, AS, untuk menjejak bagaimanan turbulensi pasar keuangan dunia saat ini mempengaruhi langkah berikutnya bank sentral AS.

"Kita harus hati-hati dalam mencoba memutuskan bagaimana seharusnya kita bereaksi terhadap gejolak pasar keuangan belakangan ini," kata Presiden Federal Reserve Bank Kansas City Esther George kepada Bloomberg TV, berbalikkan dengan komentar Presiden Federal Reserve New York William Dudley yang sedikit optimistis terhadap meredanya gejolak pasar.

Sementara itu harga emas juga naik 0,4 persen menjadi 1.130 dolar AS per ons, demikian Reuters.


Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015