Amsterdam (ANTARA News) - Laporan akhir soal jatuhnya pesawat Malaysian Airlines dengan penerbangan MH17 di Ukraina timur tahun lalu akan diterbitkan pada 13 Oktober, kata Dewan Keselamatan Belanda, Kamis.
Laporan itu sedang ditunggu-tunggu oleh pemerintah negara-negara dan keluarga para korban karena laporan dianggap bisa membuka tabir tentang siapa yang bertanggung jawab atas kecelakaan pada Juli itu. Insiden menewaskan 298 orang yang sedang terbang dengan pesawat tersebut dari Amsterdam ke Kuala Lumpur, lapor Reuters.
Dalam laporan awal tahun lalu, Dewan menuding peristiwa itu terjadi karena ada "benda-benda berkekuatan tinggi" menghantam pesawat. Pemerintah negara-negara Barat sebelumnya mengatakan mereka yakin pesawat jatuh karena terkena peluru kendali darat-ke-udara, yang ditembakkan menyasar oleh kelompok separatis dukungan Moskow.
Rusia menyanggah tuduhan dan menghubung-hubungkan kecelakaan itu dengan pesawat tempur Ukraina serta peluru kendali antipesawat yang diluncurkan Ukraina. Belanda menolak mempercayai teori-teori tersebut.
Penyelidikan keselamatan udara memusatkan perhatian pada kondisi teknis kecelakaan dan tidak mengaitkannya dengan tuduhan menyangkut kejahatan. Namun, informasi soal keadaan sebenarnya terkait bencana itu bisa mengarah pada siapa yang bertanggung jawab atas penembakan peluru kendali ke arah pesawat.
Dua-pertiga dari jumlah korban berkewarganegaraan Belanda. Belanda memimpin penyelidikan peradilan dan keselamatan udara terhadap jatuhnya pesawat nahas itu.
Rusia bulan lalu menggunakan hak vetonya terhadap upaya Belanda, Malaysia dan negara-negara lainnya yang terkena dampak kecelakaan pesawat, untuk membentuk pengadilan internasional guna menemukan dan menyidangkan mereka yang bertanggung jawab atas jatuhnya pesawat Boeing 777 itu.
Pengadilan dukungan Perserikatan Bangsa-Bangsa merupakan pilihan negara-negara tersebut karena mereka yakin pengadilan akan memerintahkan pengesahan yang diperlukan untuk menuntut ekstradisi para tersangka pelaku dari negara mana pun yang menyembunyikan mereka.
Sejak itu, Belanda mengatakan negara-negara yang terkena dampak sedang berupaya mendapatkan cara-cara alternatif untuk membuat mereka yang bertanggung jawab atas insiden itu bisa diadili.
Keluarga para korban akan diberi pemaparan kesimpulan laporan sebelum laporan diterbitkan, kata Dewan.
(Uu.T008)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015