Balikpapan (ANTARA News) - Bahan bakar jenis baru keluaran Pertamina, pertalite, diperkirakan tidak akan memicu reaksi berlebihan dari pasar.
"Sekarang saja penjualan BBM turun, bahkan sudah 3 bulan ini. Hadirnya bahan bakar jenis baru saya kira tak akan mendapat respon sangat positif," kata pemilik SPBU 76.117 Gunung Guntur Hud Abdullah, Kamis.
Menurut Abdullah, penjualan solar turun dari 16 Kilo liter (KL) per hari menjadi 9 KL per hari. Premium dari 24 KL per hari menjadi 21 KL.
"Akhir pekan malah turun lagi. Solar hanya 5 KL sedangkan premium hanya 20 KL bahkan pernah hanya 18 KL," sebutnya.
Karena itu Abdullah memperkirakan pertalite tidak memberikan pengaruh banyak karena pasarnya memang turun.
Manager SPBU Kilometer 4 jalan Soekarno Hatta, Mahmud, juga memprediksi serupa.
"Di sini penjualan juga lagi turun," sebutnya.
Apalagi, tambah Mahmud, pertalite membidik para pengguna premium. Perlu waktu agar para pengguna bensin subsidi mau menggunakan bahan bakar non subsidi seperti pertalite.
"Yang sudah pakai pertamax kecil kemungkinan mau turun kelas pakai pertalite," tegasnya.
Pertalite adalah BBM untuk mesin bensin dengan angka oktan 90, lebih rendah dari pertamax yang 92, tapi lebih tinggi dari premium yang 88. Karena itu harga per liternya pun ada di antara harga pertamax dan premium. Pertalite sudah dijual di beberapa kota di Jawa.
"Masuk Kaltim, yaitu Balikpapan dan Samarinda, pada awal September nanti," kata Humas Unit Pemasaran PT Pertamina Regional VI Balikpapan Andar Titi Lestari.
Menurut Lestari, sejak peluncuran perdana di Jawa Barat dan Jawa Timur 24 Juli lalu, pertalite mendapat respon positif dari masyarakat.
"Terbukti dengan terus meningkatnya konsumsi pertalite dengan rata-rata penjualan 4.500 liter per hari di SPBU-SPBU yang telah menjual produk ini,"sebutnya.
Pewarta: Novi Abdi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015